JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Hingga Jumat (2/9/2022) kemarin, sudah 97 personil kepolisian diperiksa terkait kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.
Mereka diperiksa Inspektorat Khusus (Itsus) Mabes Polri atas dugaan melakukan tindak pidana terkait Ferdy Sambo.
Diperiksanya anggota kepolisian oleh Itsus mendapat tanggapan serius dari wartawan senior Panda Nababan.
Menurutnya, keterlibatan mereka bukan karena perintah dari Ferdy Sambo secara langsung. Tapi karena budaya menjilat di tubuh Polri.
"Mengambil hati komandan," sebut Panda seperti dikutip dari video yang diunggah akun TikTok @jamgadangtv pada Sabtu (3/9/2022).
"Peristiwa peluk-pelukan Ferdy Sambo dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran itu menjadi signal (sinyal) ke bawah. Sinyal ke bawah, eh kamu harus bantu ini," ungkap Panda.
Jadi, lanjut Panda, dampak peluk-pelukan itu menjadi sinyal untuk institusi dalam jajaran Polda Metro Jaya untuk membantu kasus Ferdy Sambo.
"Jadi nggak heran kalau kemudian puluhan yang terlibat dalam kasus Ferdy Sambo," tambahnya.
Kemudian, Panda mempersoalkan setiap video Ferdy Sambo yang viral di sejumlah platform media sosial yang menunjukan instruki-intruksi untuk menertibkan polisi.
"Dia polisinya polisi. "Siapa yang salah akan saya tindak. Siapa yang terima uang akan saya ini kan". Ini terus doktrin-doktrin yang ia pakai," ujarnya.
Tapi ternyata, lanjut Panda, dia malah jadi pelaku utama, berlawanan dengan apa yang diomonginya selama ini.