Saatnya Beralih ke BBM yang Lebih Ramah Lingkungan

Jumat 02 Sep 2022, 06:51 WIB
POM bensin Pertamina. (dok.bphmigas)

POM bensin Pertamina. (dok.bphmigas)

Oleh: Yulian Saputra, Wartawan Poskota

PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi per Kamis (1/9) kemarin. Tentu banyak yang tak menyangka akan kebijakan ini, sebab 1-2 pekan sebelumnya sempat santer isu kenaikan harga BBM bersubsidi.

Sejumlah pengendara bahkan sempat panik sehingga antrean panjang kendaraan terjadi di hampir semua SPBU pada Rabu (31/8) petang hingga malam. Bahkan ada pom bensin yang sudah kehabisan stok BBM bersubsidi.

Kondisi itu lantaran beredar isu bahwa per Kamis (1/9), harga BBM bersubsidi jenis Pertalite akan naik menjadi Rp10.000 per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter. Kemudian, harga Solar disebut menjadi Rp7.200 per liter dari sebelumnya Rp5.150 per liter.

Namun rupanya masyarakat kena prank. Untuk sementara, isu kenaikan BBM bersubsidi tersebut masih isapan jempol semata.

Pertamina malahan menurunkan harga BBM nonsubsidi mulai Kamis (1/9). Berdasarkan situs resmi MyPertamina, beberapa jenis BBM yang turun harga mencakup Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite. Sementara itu, harga Pertamax dan Pertalite tidak berubah.

Harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo turun sebesar Rp2.000 per liter, Dexlite turun Rp700 per liter dan Pertamina Dex turun Rp1.500 per liter.

Tentunya ini menjadi angin segar bagi pengendara yang sering isi bensin di SPBU Pertamina. Karena kini mendapat kesempatan untuk beralih ke BBM berkualitas dengan nilai oktan dan cetane tinggi, serta lebih ramah lingkungan.

Penggunaan BBM dengan nilai oktan tinggi juga memiliki dampak positif dari sisi ekonomi. Dengan bahan bakar berkualitas baik atau yang memiliki "oktan number" tinggi maka kualitas mesin juga akan terjaga. Otomatis, biaya perawatan pun menjadi lebih ringan.

Di sisi lain, Pertamina memastikan saat ini stok BBM bersubsidi untuk seluruh SPBU aman. Dan perseroan telah memasok kembali BBM bersubsidi untuk seluruh SPBU.

Meski begitu, masyarakat diimbau untuk tidak panic buying dalam membeli BBM. Antrean panjang yang terjadi pada Rabu (31/8) petang hingga malam semata-mata terjadi karena panic buying oleh masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk membeli BBM sesuai kebutuhan saja.

Penurunan harga BBM nonsubsidi yang baru saja dilakukan juga diharapkan bukan merupakan gimik agar masyarakat tak menjadi panik terkait isu kenaikan harga BBM bersubsidi.

Pemerintah juga hendaknya dapat menghitung dengan matang bantalan berupa bansos atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) agar benar-benar tepat sasaran. Itu apabila nantinya harga BBM bersubsidi jadi dinaikkan. (*)

 

 

 

Berita Terkait

News Update