Tak Tahan Menduda Dua Periode Simbah Menodai Cucu Sendiri

Senin, 29 Agustus 2022 07:16 WIB

Share

DI MANAPUN simbah selalu sayang cucu. Tapi mBah Samidi (65), dari Kediri (Jatim) ini lain, pada cucunya, Sulis (15), yang masih ABG, justru penuh nafsu. Tak tahan dua periode (10 tahun) hidup menduda, Mbah Samidi tega menggauli cucu sendiri. Baru ketahuan ketika Sulis hamil. Keruan saja jadi urusan polisi.

Kakek-nenek cap apapun selalu sayang pada cucu-cucunya. Ketika anak sendiri saat bocah menangis, hati si ayah tak bergetar. Tapi giliran yang menangis cucu, ada getaran dalam jiwanya. Maka di manapun kakek-nenek selalu menyayangi cucu-cucunya, meski kadang over dosis. Maka Menteri Agama Maftuh Basyuni almarhum pernah bilang, “Kalau punya anak, jangan dititipkan pada embahnya, bisa rusak itu anak! Sebab ulah apapun sicucu, si embah takkan melarangnya.”

Nah, jiwa Mbah Samidi dari Mojoroto Kediri ini juga bergetar jiwanya ketika melihat cucunya yang sudah ABG, Sulis. Tapi bukan getaran kasih sayang, melainkan getaran nafsu lelaki terhadap lawan jenisnya. Ketika syaiton sudah jadi panglima dalam benaknya, yang ada hanya sebuah usaha bagaimana bisa mengguli cucu kandungnya itu. Urusan moral dan hukum agama, mendadak tanggal dari otaknya, yang penting nikmat mupangat demi urusan syahwat.

Mbah Samidi ini memang sudah menduda dua periode lamanya, sejak istri meninggal 10 tahun lalu. Kalau jadi presiden selama 10 tahun itu sangat nyaman, sehingga pengamat politik M. Qodari pernah berwacana presiden tiga periode, untungnya tidak laku. Dan Mbah Samidi yang sudah menduda selama dua periode, jika harus nambah 5 tahun lagi, aduh amit-amit deh......, bisa jadi kemenyan itu barang!

Sebetulnya beberapa tahun setelah menduda, Mbah Samidi kepengin kawin lagi. Tapi di samping tak ada musuhnya, anak-anak juga melarangnya, sudah tua arep ngapa (mau ngapain). Lagian Mbah Samidi ini bukan levelnya Pak Domo mantan Pangkokamtib. Beliaunya sih, meski usia sudah kepala enam, menikah lagi masih banyak janda yang mau.

Hidup menduda dalam usia sudah oversek (lebih dari 50 tahun) memang lebih menderita. Jika masih muda, banyak tokoh alternatif yang bisa dilobi. Tapi juga sudah kempong-peot masih mau kawin lagi, sering diledek tetangga, “Sudah bau tanah masih mikir selangkangan, ingat anak cucu!”

Karena masih pengin tapi tak ada dukungan politik dan keuangan, Mbah Samidi jadi nekad. Apa lagi syaiton yang maha terkutuk itu selalu ngompori macam LSM terhadap korban gusuran proyek. Kata setan, repot-repot amat cari yang lain, lha wong cucu sendiri yang cantik juga enak. “Bagi perspektif manusia, itu kejahatan. Tapi dari kacamata setan, itu kenikmatan.....Bleh!” kata setan sedang mencuci otak Mbah Samidi.

Ternyata omongan setan itu langsung termakan. Maka Sulis cucunya yang sering main ke rumah, saat rumah sepi langsung ditubruk dan dinikmati. Meski hanya sekali tapi rupanya langsung jadi macam tustel kwaci. Orangtuanya pun kaget kok perut Sulis belakangan terasa membesar dan keras. Ketika ditanya oleh orangtuanya mengaku bahwa memang pernah disetubuhi oleh Mbah Samidi.

Tentu saja orangtuanya terkaget-kaget. Dicek ke bidan puskesmas, hasilnya tak jauh beda. Sulis memang hamil 4 bulan. Mbah Samidi pun diklarifikasi, jawabnya paralel dengan keterangan Puskesmas. Memang dirinya yang menggauli, bahkan Mbah Samidi menyalahkan keluarga, kenapa dulu mau nikah lagi nggak boleh?

Mbah Samidi akhirnya dilaporkan ke Polsek Mojoroto. Dia segera dijemput dan diperiksa. Seperti di rumah Mbah Samidi mengakui akan segala perbuatannya. Tapi dia juga mengakui, menduda sampai 10 tahun itu sangat menyiksa. “Coba bapak bayangin...!” katanya serius.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar