ADVERTISEMENT

BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Akan Terjadi di Indonesia, Mulai 28 Agustus-02 September 2022

Sabtu, 27 Agustus 2022 18:45 WIB

Share
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto. (ist)
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) minta masyarakat waspada potensi cuaca ekstrem seminggu ke depan mulai tanggal 28 Agustus hingga 2 September 2022.

BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia, dimana saat ini diindikasikan terdapat potensi signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. 

Demikian disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu sore (27/8/2022).

Ia menambahkan bahwa hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya potensi belokan, dan perlambatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas, diprediksi aktifnya fenomena MJO, aktifnya Gelombang Rossby yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. 

Guswanto menyebutkan erdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 28 Agustus-03 September 2022 dapat terjadi di wilayah sebagai berikut: Aceh, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Sedangkan untuk periode 3 (tiga) hari kedepan (27 -29 Agustus 2022) berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah yang berpotensi terdampak hujan lebat dengan kategori SIAGA perlu diwaspadai di wilayah sebagai berikut: Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku.

Guswanto menjelaskan diharapkan pihak-pihak terkait melakukan persiapan antara lain: memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan. 

Selain itu, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

"Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang," pungkasnya. (johara)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT