TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Dinas Petinduasterian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tangerang menyebutkan bahwa harga harga telur ayam di pasar tradisional di wilayahnya itu dipicu adanya kenaikan harga pakan.
"Secara umum sesuai informasi pedagang kenaikan itu disebabkan pakan ternak ayam petelur mengalami kenaikan, yang berimbas pada biaya produksi ayam petelur menjadi tinggi," kata Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan pada Disperindag Kabupaten Tangerang, Iskandar Nordat, Rabu (24/8).
Nordat menjelaskan, sudah beberapa pekan terakhir terjadi kenaikan harga pakan ayam yang cukup tinggi, sehingga para peternak dan pedagang di pasaran harus melakukan penyesuaian harga agar tidak merugi.
"Sejauh ini pasokan telur ayam dari peternak lokal yang mendistribusikan ke pasar-pasar tersebut mengalami penurunan diakibatkan kenaikan pangan itu," ucapnya.
Sementara itu, untuk harga telur ayam di pasar tradisional Kabupaten Tangerang saat ini masih bervariasi, mulai dari Rp 28 ribu per kilogram, Rp30 ribu hingga Rp 31 per kilogram.
"Telur itu normalnya di harga Rp 22 ribu, tapi sudah sejak minggu kemaren harga telur mencapai Rp 25 ribu sampai Rp 31 ribu per kilogram," ungkapnya.
Kendati demikian, dengan adanya persoalan yang terjadi, Disperindag Kabupaten Tangerang akan melakukan koordinasi bersama dengan peternak, pedagang lokal untuk memastikan kebutuhan pangan dan memenuhi suplai yang ada.
"Pemantauan tetap dilakukan setiap hari, berkoordinasi dengan pedagang untuk tetap menjaga ketersediaan bahan pokok walau harga cukup tinggi. Karena jaminan ketersediaan akan membantu kenyamanan bagi masyarakat/ konsumen,".
Ia menambahkan, dengan terjadinya kenaikan harga telur itu tidak memengaruhi terhadap komoditas lainnya, seperti cabai merah keriting, cabai merah besar, bawang merah, sayur-sayuran itu dipastikan masih stabil.
"Harga bahan pangan pokok lainnya seperti cabai masih stabil di harga Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu per kilogram. Jadi masih aman," pungkasnya. (Veronica Prasetio)