DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Universitas Indonesia (UI) Depok, tahun 2022 ini akan melaksanakan salah satu fungsi tridarma pendidikan yaitu Pengabdian Masyarakat (Pengmas) sebanyak 318 kegiatan di 10 lokasi berbeda.
Lokasi-lokasi kota-kota kecil yang menjadi sasaran kegiatan Pengmas ada di Likupang, Banyuwangi, Buleleng, Lombok Timur, Labuan Bajo, Sumedang dan Bekasi. Ada hal berbeda dari pengmas tahun ini dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi.
Menurut Sekretaris UI, Agustin Kusumayati mengatakan pada tahun 2022 ini ada perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya dalam pengadaan Pengmas. Terutama cara penyelenggaraan sangat disesuaikan dengan konteks dihadapi oleh masyarakat itu sendiri.
Pada waktu acara peluncuran Progrqm Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI tema "UI Mengabdi Bagimu Negeri, Bangkit Lebih Kuat’ berlangsung di Makara Art Center, beberapa waktu lalu, Agustin mengungkapkan dari pandemi ini metode pengmas yang dilakukan pun mengalami perubahan dimana yang menjadi penekanan yaitu memanfaatkan kecanggihan teknologi.
"Pengmas tahun ini juga difokuskan untuk membantu pemulihan masyarakat pasca pandemi. Kami membantu masyarakat terutama untuk bisa recovery setelah mengalami pandemi covid-19 yang menimpa banyak sekali aspek kehidupan,” ungkapnya kepada wartawan, Senin (22/8/2022).
Sementara itu Pengmas UI tahun ini dibagi dalam empat kategori, Agustin menyebutkan yaitu bidang kesehatan, pemulihan ekonomi, pemanfaatan teknologi dan budaya.
Kondisi pasca pandemi ini membuat para pengabdi terketuk untuk membantu masyarakat untuk tetap kuat dan pulih kembali sehingga dapat bersama menjadi berdaya. Yang tak kalah penting juga untuk tetap mempertahankan kelestarian lingkungan.
"Pemanfaatan teknologi juga menjadi hal yang diperhatikan karena terjadi pergeseran cara interaksi dari tatap muka menjadi interaksi jarak jauh. Kalau dilihat dari tahun ke tahun, sekarang ini kita banyak pengalaman dalam 2,5 tahun pandemi, aspek teknologi menjadi tepat guna dan yang sangat diutamakan,”bebernya.
Sedangkan menurut Direktur Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Agung Waluyo menambahkan, sebanyak 40 persen program pengabdian difokuskan pada pemulihan ekonomi akibat dampak dari kondisi pandemi.
"Sebanyak 30 persen difokuskan pada masalah kesehatan dan sisanya terkait dengan keberlangsungan kehidupan bumi. Pemanfaatan teknologi menjadi penting dalam ratusan program pengmas untuk melibatkan masyarakat yang ada di daerah tujuan pengmas," tuturnya.
Untuk teknologi informatika yang digunakan, lanjut Agung, dalam membuat program masyarakat dapat melibatkan masyarakat dalam perencanaan penyelesaian masalah mereka karena tidak mungkin bisa terlaksana dengan baik.