ADVERTISEMENT

Rakyat Indonesia Belum Merdeka

Kamis, 18 Agustus 2022 07:33 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh : Wartawan Poskota, Ifand

 

KEMERDEKAAN Indonesia yang selalu dirayakan pada setiap tanggal 17 Agustus, ternyata belum sepenuhnya membuat masyarakat di tanah air menikmati merdeka. Perayaan itu hanya sebagai momentum ketika kita terbebas dari belenggu bangsa asing yang kala itu menjajah hingga ratusan tahun.

Saat ini, Indonesia bisa disebut belum merdeka karena masih banyak rakyatnya yang sengsara. Apalagi Indonesia belum mampu mandiri sepenuhnya, karena masih banyak impor dari luar negeri. Selain itu tingginya harga bahan-bahan kebutuhan pokok, terus menyengsarakan rakyat dan tak juga bisa dikendalikan pemerintah.

Pandemi Covid-19 yang dua tahun lalu menyerang rakyat Indonesia, juga membuat pemerintah rela menggadaikan diri. Mereka akhirnya kembali berhutang yang nilainya cukup fantastis karena mencapai Rp7.000 triliun untuk penanganan wabah dan upaya untuk membangkitkan perekonomian.

Tidak hanya itu, orang kaya di Indonesia jumlahnya masih terhitung dengan jari. Hal itu terlihat di lapangan, dengan banyak rakyat Indonesia bekerja untuk orang asing, padahal mereka berada di negerinya.

Sebelumnya, rakyat Indonesia dibuat kebingunguan dengan sulitnya mendapatkan minyak goreng dan harganya melambung. Dan hingga saat ini, masyarakat pun akhirnya dipaksa untuk menerima tingginya harga minyak goreng di negara yang merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Terbaru, masyarakat dipusingkan dengan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terlihat mulai dibatasi dan sebentar lagi harganya akan melambung tinggi. Pembatasan dilakukan pemerintah dengan menggolongkan jenis kendaraan sebagai alasan penerima BBM bersubsidi.

Bahkan di beberapa wilayah di Indonesia, demi mendapatkan BBM jenis solar, para sopir truk pun hanya rela menunggu seharian. Penyebab kelangkaan solar yang terjadi di berbagai daerah akibat berkurangnya kuota BBM solar subsidi tahun 2022 dibanding kuota tahun sebelumnya.

Berdasarkan data yang didapat, kuota solar subsidi untuk tahun 2022 dibanding tahun sebelumnya hanya 14,9 juta KL atau turun dari kuota tahun sebelumnya yang mencapai 15,4 juta KL. Padahal menurut pemerintah tahun 2022 ada peningkatan ekonomi sekitar 5 persen.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT