“Bro, nanti latihan tenis meja ya, persiapan lomba Agustusan” kata Yudi di sela maksi di warteg ujung gang bersama dua sohibnya, mas Bro dan Heri.
“Kamu saja, saya lagi kurang mood,” jawab mas Bro.
“Lah, besok kan ikut lomba. Latihan dulu biar menang,” kata Yudi.
“Nggak usah latihan juga menang, Tiap tahun selalu juara,” jawab mas Bro.
“Wweh..nggak boleh sombong. Sekecil apapun kekuatan lawan harus diperhitungkan. Siapa tahu ada pendatang baru, lebih hebat,” kata Yudi.
“Betul Bro, dalam perlombaan tidak boleh meremehkan lawan. Jangan karena lo orang lama, lebih pengalaman, lantas nggak pakai persiapan,” tambah Heri.
“Iya – iya nggak meremehkan kok. Saya punya strategi baru yang tidak diketahui lawan, termasuk oleh pendatang baru,” kata mas Bro.
“Lo udah pantas nyaleg atau nyapres kayaknya,” canda Yudi.
“ Kalau nyapres beda lagi. Itu sudah permainan tingkat tinggi. Jangan anggap enteng pendatang baru. Malah dalam beberapa pilpres, pendatang baru yang diburu,” kata mas Bro.
“ Komen mas Bro kurang mendasar,” ujar Heri.
“Lah fakta, pak SBY, dan Pak Jokowi adalah pendatang baru,” jawab mas Bro.