ADVERTISEMENT

‘Aryo Penangsang’ Ngamuk Meja Ditendang Bini Dibacok

Senin, 15 Agustus 2022 05:31 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Gara-gara termakan isyu, rumahtangga Jumadi, 40, dari Jember (Jatim) diambang perceraian.

Dengar istri punya PIL tetangga, lelaki pemberang macam Aryo Penangsang itu ngamuk, meja makan ditendang dan dibalikkan, Ny. Ngatilah, 35, dibacok lehernya. Untung tetangga segera melarikannya ke Rumah Sehat.

Mudah termakan isyu, itu ciri-cirinya orang bodo, setingkat lebih tinggi ketimbang dungu-nya Rocky Gerung. Sebab orang bodo itu setiap mendengar isyu langsung dikunyah dan ditelan begitu saja tanpa didorong air mineral.

Beda dengan orang cerdas, setiap mendengar isyu pasti ditelaah dulu, dicari sumber yang otentik atau A-1. Maka di masa Orde Baru dulu Menpen Harmoko sering mengatakan, “Jangan mudah termakan isyu!”

Jumadi dari Jenggawah Kabupaten Jember ini selain bodo, juga pemberang pula, sehingga mirip tokoh sejarah era kerajaan Demak, Aryo Penangsang. Dia bermusuhan dengan Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Tipikalnya gampang emosi, sumbu pendek kalau istilah sekarang.

Agaknya adipati Jipang Panolan itu penderita darah tinggi, tapi males minum Captopril. Bayangkan, sedang makan dapat surat dari Sultan Hadiwijaya yang isinya menantang perang, langsung meja dibalikkan, abdi dalam ditendang sampai klengkangan (celentang).

Pekerjaan sehari-hari Jumadi sebagai buruh tani. Karena wataknya yang pemarah, Ngatilah tak pernah merasa nyaman di dekat suami. Dia hanya sedikit tersanjung manakala suami ngajak “masuk sarung”. Setelah tercapai apa yang dibutuhkan, kembali Jumadi hadir sebagai lelaki mudah marah, suka mengata-ngatai istri.

Biar hanya petani buruh, tapi bini Jumadi ini lumayan cantik, sehingga sering menjadi perhatian mata para lelaki. Tapi sebetulnya ya hanya sebatas guyonan di warung kopi, tak ada yang bernawaitu untuk mengganggu rumahtangga Jumadi, apa lagi jadi pebinor.

Sebabnya ya itu tadi, suaminya gampang emosi, mudah tersinggung. Nggak enak kan, gara-gara dicap pebinor mulut ikutan jontor.

Meski warga sudah sangat hati-hati menyikapi Ngatilah, tapi di era medsos begini ada saja yang iseng. Dia melempar isyu murahan bahwa bini Jumadi ini punya PIL warga setempat alias tetangga sendiri. Lama-lama isyu itu mampir juga ke telinga Jumadi.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT