“Perlu diketahui, sudah banyak pelayang kita yang telah membawa nama harum Indonesia di turnamen layangan aduan dunia. Semangat dan prestasinya harus kita warisi, kita kan ada juga grub mabarnya atau komunitasnya,” tutupnya.
Menurutnya, di desa hingga pelosok perkotaan, ujar Syah Nur, layangan sudah digemari segala lapisan masyarakat, tanpa pandang usia.
“Ke depan, bisa saja permainan layangan ini justru menjadi gaya hidup. Terutama bagi mereka yang tidak saja ingin mengenang nostalgia masa kecil, namun lebih kepada olahraga yang menyehatkan,” pungkasnya. (Wanto)