ADVERTISEMENT

Polisi Telusuri Keberadaan Tanaman Bahan Dasar Kokain di Kebun Raya Bogor

Selasa, 9 Agustus 2022 09:57 WIB

Share
Satnarkoba Porlesta Bogor saat menelusuri tanaman Koka Erythroxylum bahan dasar kokain di Kebun Raya Bogor. (foto: ist)
Satnarkoba Porlesta Bogor saat menelusuri tanaman Koka Erythroxylum bahan dasar kokain di Kebun Raya Bogor. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Satnarkoba Porlesta Bogor Kota memastikan tanaman Koka Erythroxylum yang mejadi bahan dasar kokain tak ada di Kebun Raya Bogor. 

Hal ini diungkapkan Polresta Bogor Kota guna menanggapi pernyataan SDS (51) yang tertangkap di Bandara Soekarno-Hatta karena didapati membawa bahan dasar Kokain.

SDS mengaku pengiriman bahan dasar kokain itu ia dapatkan dari Kebun Raya Bogor (KRB).

Akibat pengakuan tersebut, Kasatnarkoba Polresta Bogor Kota, Kompol Agus Susanto pun melakukan penyelidikan terhadap keberadaan tanaman biji koka di KRB.

Dalam penyelidikannya, Agus mengatakan, tanaman Koka dengan jenis Erythroxylum penghasil biji koka sebagai bahan dasar kokain yang berasal dari Amerika selatan itu tidak ada di KRB.

"Dijelaskan dan sambil di perlihatkan oleh bagian koleksi dan pembibitan BRIN (KRB), di kebun raya hanya mempunyai tanaman yg bernama Erythroxylum Novogranatense (Amerika Selatan) dan Erythrocylum Cuneatum (lokal Indonesia) memang ada di Kebon Raya Bogor, masing-masing ada 1 pohon yang merupakan sejenis dengan tanaman Erythrocylum koka," ungkapnya melalui keterangan tertulis, Selasa 9 Agustus 2022.

Sejarah pohon tersebut, kata Agus, ada di Kebun raya Bogor karena hasil pertukaran biji antara kebon raya Bogor dengan Kebun Raya Kongo Belgia pada tahun 1927 dan pada tahun 1928 biji tersebut ditumbuh kembangkan di KRB.

"Tanaman Erythroxylum Novogranatense dan Erythroxylum Cuneatum adalah family dengan tanaman Koka Erythroxylum yang merupakan tanaman berasal dari amerika selatan dan bahan dasar dari kokain," paparnya.

Saat ini, lanjut Agus, tanaman Erythroxylum Novogranatense yang ada di kebon raya Bogor tersebut diketahui dalam keadaan mati.

"Diketahui keadaan mati pada 4 Agustus 2022 oleh pihak BRIN Kebon raya Bogor,  yang masih hidup adalah tanaman Erythroxylum Cuneatum asal Indonesia," tuturnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT