ADVERTISEMENT

Melihat Pasiennya Mandi Wak Dukun Emosi Sendiri

Senin, 8 Agustus 2022 06:59 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Jadi dukun kebatinan tapi imannya lemah, ya malah jadi dukun cabul! Wak Kancung, 54, dari Bandung awalnya meminta Ny. Atikah, 40, mandi kembang pengusir aura negatif.

Lihat pasiennya bugil kok jadi “emosi”, sehingga wanita STNK itu dinodai. Akhirnya, aura positif gagal masuk, justru Wak Kancung masuk tahanan!

Dukun kebatinan resikonya lebih tinggi ketimbang dukun persalinan (paraji). Dukun bayi baik dukun maupun pasien sesama wanita. Dukun kebatinan, pasiennya bisa juga kaum hawa.

Jika ketemu pasien cantik, dukun kebatinan itu banyak yang suka macem-macem. Mengatasnamakan terapi pengobatan, pasien cantik digaulinya bahkan sampai ada juga yang hamil.

Meski tak sampai terjadi kehamilan, tapi kelakuan  Wah Kancung dari Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat ini telah melanggar disiplin perdukunan. Sebagai paranormal, semua pasien laki-perempuan diobati. Cuma jika ketemu pasien cantik, dia jadi salting dan gagal fokus.

Mestinya pasien itu diobati dengan benar sesuai dengan kode etik perdukunan (kalau ada-Red), tapi gara-gara tergiur oleh kecantikan pasien, Wak Kancung bisa terjebak pada praktek pencabulan pasien.

Seminggu lalu telah datang ke rumah Wak Kancung, seorang pasien wanita setengah baya namanya Ny. Atikah. Keluhannya, dia sedang ada masalah dengan suaminya.

Belakangan suami jarang pulang karena tergoda wanita lain. Lewat terapi perdukunan Wak Kancung dia berharap suami kembali lengket padanya, nempel terus macam prangko.

Ny. Atikah lalu dibawa masuk ke bengkel terapinya. Dari pemeriksaan sementara diketahui bahwa memang ada aura negatif dalam diri passien. Hal inilah yang menyebabkan suami jadi menjauh dan tergoda pada wanita lain.

“Saya akan mengusir aura negatif ini dengan ritual mandi kembang. Siap nggak sampeyan?” kata Wak Kancung. Dan tentu saja Ny. Atikah menjawab, “Siap Wak....!”

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT