BERAS busuk berkarung-karung yang dikubur oleh perusahaan ekspedisi JNE, bikin heboh masyarakat. Heboh karena berton-ton beras itu berasal dari bantuan sosial (bansos) Covid 19 dari Presiden Joko Widodo yang dikelola oleh Kementerian Sosial dan Bulog. Coba kalau beras itu milik restoran misalnya, pasti tidak seheboh ini.
Kuburan 3,4 ton beras itu ada di lahan kosong di Jalan Tugu Jaya, Kelurahan Tirtajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, itu. Selain beras ada pula paket bantuan lain seperti minyak goreng, tepung terigu, dan telur.
Yang bikin geger, kenapa sembako bernilai miliaran rupiah itu dikubur ? JNE pun bersikap ksatria, mengakui bahwa barang busuk itu tanggung jawab mereka dan sudah diganti saat akan dikirim untuk disalurkan.
Polisi dari tim Satgas Pangan sedang gencar mengusut kasus ini. Nah, pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial serta Bulog, kompak sama-sama mengaku barang busuk itu bukan tanggung jawab mereka. JNE yang malah mengaku bertanggung jawab.
Kuburan sembako bansos busuk itu menyimpan banyak tanda tanya. Kenapa sih bahan pangan sebanyak itu bisa terlanjur busuk atau rusak sebelum disalurkan ke masyarakat ? Rusak karena terlalu lama disimpan di gudang, sengaja tidak disalurkan, kualitas barang yang rendah lantaran ingin memburu rente, atau faktor lain ?
Untung polisi turun tangan. Setidaknya turunnya Satgas Pangan menyelidiki kasus ini membuat pihak-pihak yang curang tak bisa tidur. Terlalu kalau ada yang cuci tangan dalam kasus ini. Sembako bansos itu diperuntukkan bagi warga tak mampu. Masih mau dimainkan juga ? Terlalu! (Ird@)