Sentuhan Politik Menuju Pilpres

Rabu 03 Agu 2022, 07:00 WIB
Karikatur Sental-Sentil: Bisa jadi, Duet Capres Bagaikan Tembang Kenangan. (karikaturis: poskota/arief's)

Karikatur Sental-Sentil: Bisa jadi, Duet Capres Bagaikan Tembang Kenangan. (karikaturis: poskota/arief's)

Oleh: Joko Lestari (Wartawan Poskota)

 

DINAMIKA politik terus berkembang menjelang perhelatan pilpres 2024 dengan segala manuvernya. Silaturahmi politik kian masif dilakukan untuk membangun kekuatan dengan membentuk koalisi.

Ada yang sengaja disetting sedemikian rupa, tidak jarang pula pertemuan tanpa terduga karena sebuah acara seperti halnya pada resepsi pernikahan putri Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di Putri Duyung Cottage Ancol, Jakarta Utara, akhir pekan lalu.

Kehadiran Ketum Nasdem, Surya Paloh, Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)  dan mantan Presiden PKS (kini Wakil Ketua Majelis Syura), Mohamad Sohibul Iman, seolah memberi pertanda. Apalagi setelah ketiganya duduk satu meja.

Tidak tahu persis apa yang diperbincangkan, tetapi spekulasi pun berkembang bahwa pertemuan itu sinyal kuat memantapkan koalisi mendukung Anies sebagai capres. Rekaan politik ini dapat dipahami karena selama ini ketiga parpol tersebut cukup intens membangun silaturahmi. PKS yang tersirat mendukung Anies sebagai capres, sejalan dengan keputusan politik Nasdem yang telah memilih Anies sebagai salah satu dari tiga tokoh yang dipublis sebagai bakal calon presiden 2024.

Lantas siapa cawapresnya? Sejumlah kalangan menduga Anies boleh jadi akan dipasangkan dengan AHY, jika Demokrat ikut berkoalisi. Perkiraan ini cukup beralasan mengingat Nasdem harus berkoalisi dengan parpol lain, jika berkehendak mempertahankan bakal capresnya.

Jika hanya Nasdem dan PKS belum memenuhi Presidential Threshold  yang mensyaratkan paling sedikit 20 persen jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen suara sah secara nasional pada pileg 2019.

Jika ketiga parpol tersebut bergabung, Nasdem (10,26 % kursi DPR), Demokrat (9,39 % ) dan PKS (8,7 %), maka total suara menjadi 28,35 % kursi DPR. Melewati ambang batas.

Benarkah pertemuan satu meja antara  Surya Paloh, AHY dan Sohibul Iman ini untuk memantapkan koalisi? Jawabnya masih menjadi misteri. AHY mengaku pertemuan tersebut tidak disengaja karena tujuan utamanya hadir memberikan doa dan suka cita atas pernikahan putri Anies. Ketiganya duduk satu meja juga hanya kebetulan saja. Tetapi kemudian dalam pertemuan tersebut ada sentuhan politik, tidak disangkalnya.

Politik adalah seni. Kadang sentuhan kecil, lebih bermakna dan berhasil guna, ketimbang propaganda penuh retorika. Sentuhan kecil kadang lebih efektif, ketimbang tindakan masif. Dapat memberi pesan penuh makna selagi tepat waktu dan sasaran.Dapat pula membangun kepercayaan dan kebersamaan.

Akankah sentuhan berlanjut ke koalisi? Jawabnya masih belum pasti. ()

 

 

 

 

 

News Update