JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kesadaran para pemilik angkutan barang dan orang di DKI Jakarta dinilai masih sangat minim.
Pasalnya, hingga kini mereka terlihat belum menyiapkan armada yang baik untuk diterjunkan ke jalan sehingga menjadi penyebab kecelakaan lalulintas.
Masih belum terlihatnya mereka menyiapkan kendaraan yang layak terlihat saat kecelakaan truk pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terlibat kecelakaan beberapa waktu lalu.
Apalagi, dari kecelakaan yang menyebabkan 10 orang meninggal dunia, disebabkan dari rem truk yang blong.
Selain salah satu contoh kasus tersebut, angkutan umum yang selama ini masih terlihat hilir mudik di jalan juga mengkhawatirkan. Pasalnya, sebagian besar dari mereka masih ada yang tak melakukan uji KIR hingga tak lulus pemeriksaan petugas penguji.
Berdasarkan data dari Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Ujung Menteng, Jakarta Timur, hampir setiap hari sekitar 50 kendaraan dinyatakan tak lulus pengujian. Tiga faktor yang membuat mereka tak lolos adalah body kropos, emisi tinggi dan penyimpangan rem.
"Dari 550 kendaraan yang setiap harinya dilakukan pengujian, 5-10 persen diantaranya dinyatakan tidak lulus pengujian akibat faktor body kropos, emisi tinggi dan penyimpangan rem," kata kepala PKB Ujung Menteng, Edy Sufaat, Minggu (31/7).
Dengan angka perhari yang mencapai 50 kendaraan itu, bila dihitung perbulan berarti ada 1.500 kendaraan yang dianggap tak layak jalan. Dengan begitu, ribuan armada angkutan barang dan orang ini masih sangat mengkhawatirkan ketika beroperasi di jalan raya.
"Karena itu kami meminta mereka untuk melengkapi Kekurangan kendaraannya maksimal 14 hari kerja sebelum kembali menjalani pengujian," ujar Edy.
Demi menjaga keselamatan masyarakat, sambung Edy, pihaknya juga kini mulai memberikan perubahan. Di mana pihaknya terus berupaya melakukan perbaikan pelayanan serta membuat inovasi dalam pengujian dan pelayanan.
"Saat ini kami telah menerapkan digitalisasi pelayanan, penguatan pengawasan dan transparansi pelayanan pengujian kendaraan bermotor," imbuh Edy.