ADVERTISEMENT

Kemenperin Terus Dorong Industri Tekstil dalam Menghadapi Tantangan Global 

Senin, 1 Agustus 2022 15:20 WIB

Share
Kepala BSKJI Kemenperin, Doddy Rahadi .(Humas KKemenperin)
Kepala BSKJI Kemenperin, Doddy Rahadi .(Humas KKemenperin)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kementerian Perindustrian melalui Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Doddy Rahadi menyampaikan, ekosistem industri tekstil yang utuh perlu dibangun dalam rangka menjawab tantangan global di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). 

Salah satunya adalah pengembangan pusat pelayanan terpadu yang memberikan informasi dan layanan jasa bagi industri. 

“Salah satu ekosistem yang dibentuk adalah Sustainable Synergy Center untuk tekstil otomotif,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi di Jakarta, Senin (1/8/2022).

Dody menambahkan, Sustainable Synergy Center (SSC) Textile Automotive yang diresmikan oleh Kepala BSKJI Kemenperin merupakan salah satu rantai ekosistem industri tekstil. 

Kata dia, industri otomotif membutuhkan produk TPT yang tergolong sebagai tekstil fungsional. Produk-produk tersebut memiliki banyak fungsi, seperti peredam suara, sun visor, tekstil anti bakteri yang dapat digunakan untuk bahan jok dan karpet mobil. 

“Tren tekstil fungsional akan terus meningkat seiring perkembangan gaya hidup, serta didorong pula melalui kebijakan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dan substitusi impor,” imbuh Doddy.

Doddy mengemukakan, langkah sinergis dapat berdampak pada peningkatan daya saing produk, peningkatan kontribusi Produk Domestik Bruto, peningkatan nilai ekspor serta penyerapan tenaga kerja baik pada sektor pakaian jadi maupun produk tekstil fungsional. 

“Industri TPT terus memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional sebagai jaring pengaman sosial dan penghasil devisa,” tuturnya.

Sebagai jaring pengaman sosial, industri TPT mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 3,65 juta orang atau mencapai 18,79 persen dari total pekerja di sektor industri manufaktur. 

Sementara itu, sebagai penghasil devisa, nilai ekspor industri TPT menembus USD13,02 miliar pada tahun 2021. (Nitis) 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT