ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Hak Interpelasi

Jumat, 29 Juli 2022 06:06 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Sepertinya saya harus menggunakan hak interpelasi karena kalian sudah melanggar komitmen,” kata mas Bro kepada dua sohibnya, Yudi dan Heri, ketika maksi di warteg ujung gang, milik Ayu Bahari..

“Lagak lo kayak anggota dewan yang meminta hak interpelasi terkait balapan mobil listrik- Formula E,” kata Yudi.

“Beda. Interpelasi yang saya ajukan menyangkut komitmen kita sebagai sahabat. Menyangkut kelangsungan hidup kita. Sedangkan di sana soal commitment fee terkait gelaran Formula E,” jawab mas Bro.

“Iya, tapi kenapa lo begitu ngotot sampai memakai istilah interpelasi segala,” tanya Yudi. “Apa yang lo mau penjelasan dari kami?.”

“Oke. Kita sudah berkomitmen akan menjaga, melindungi dan saling berbagi, baik suka maupun duka.Tidak boleh saling menjatuhkan. Kita harus transparan, jika di antara kita ada masalah,” kata mas Bro.

“Terus apa masalahnya?” tanya Heri.

“Gue kecewa karena kalian telah menyebarkan kebohongan publik bahwa gue diam – diam telah menerima fee, upeti dari relasi perusahaan.Berita ini sudah viral,” ujar mas Bro.

“Eh... tunggu. Bukan upeti, tapi peti kali. Itu peti berisi dokumen penting yang mesti lo beresin,” kata Yudi. “Wah.... ini pasti ada penyebar gosip agar tim kita gak lagi solid.”

“Benar juga, Gue baru sadar, tadi terbawa emosi. Kalau gitu hak interpelasi gue tarik kembali,” kata mas Bro.

“Itu baru keren. Ngapain juga pakai hak interpelasi segala, kalau semuanya bisa diselesaikan, didiskusikan dengan hasil lebih maksimal,” kata Heri.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT