Membangun Kepercayaan

Senin 25 Jul 2022, 06:00 WIB

Fakta telah membuktikan kebenaran takkan terungkap jika masyarakat tak berani mengungkapnya. Kesalahan akan selamanya tersembunyi, jika di antara kita, yang punya kepentingan saling menutupi.

Cukup banyak penyelesaian kasus yang masih menyisakan keraguan publik yang berujung kepada merosotnya  tingkat kepercayaan.
Saat sekarang yang diperlukan adalah membangun kepercayaan publik. Kita tahu persis, sektor mana yang perlu diperbaiki, dijaga dan ditingkatkan seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Perlu komitmen seluruh elemen bangsa, beranikah mengatakan kebenaran yang sesungguhnya meski terasa pahit untuk mengatakannya, maukah menguak kesalahan meski risiko buruk bakal dihadapi.

Sering terjadi, kita tahu persis fakta yang sesungguhnya atas sebuah ketidakbenaran, tetapi karena satu dan lain, karena tekanan, demi membela korps, kolega dan kepentingan institusi, lantas menutupinya.

Diyakini, siapapun tidak berkehendak yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar. Pepatah Jawa mengatakan, “Dhandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dhandhang” – Perkara buruk dianggap baik, sedangkan yang buruk dianggap baik.

Tentu hal ini jangan sampai terjadi. Mengingat yang benar saja belum tentu tepat, “bener, nanging ora pener”, jika salah menerapkannya.
Intinya kita tidak ingin kebenaran palsu ataupun kesalahan palsu dipertontonkan kepada publik. Selain akan memunculkan keraguan dan meruntuhkan kepercayaan publik, juga dapat  merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dapat pula menimbulkan rasa saling curiga, salah paham dan menajamnya perselisihan.

Ingat! Kebenaran menjadi lemah karena perselisihan dan perpecahan, sementara ketidakbenaran menjadi kuat akibat kekompakan mereka yang mengemasnya. (Azisoko)

News Update