SUBSISDI pemerintah yang dimaksudkan untuk membantu warga miskin, masyarakat kurang mampu, ujung – ujungnya bisa jatuh ke orang kaya. Sementara kita tahu, pemerintah mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi sebesar Rp 520 triliun untuk tahun anggaran 2022.
Kalau orang kaya yang menikmati, lantas bagaimana nasib kita, orang miskin?
Itulah pertanyaan yang mencuat dari konsumen setia warteg ujung gang, utamanya mas Bro ( Ortega – Orang Tegal Asli), Heri ( asli Solo) dan Yudi (asli Betawi).
“Nggak usah khawatir, orang miskin seperti kita tahan banting karena sudah biasa hidup miskin. Kalau orang kaya , tiba – tiba jatuh miskin, ini yang repot,” kata mas Bro.
“Kok repot?” tanya Heri.
“Yah repot lah. Ini bisa jadi pertanda ekonomi rapuh sehingga orang – orang yang kaya jadi miskin karena perekonomian mandeg, usaha tidak berkembang atau krisis,” kata mas Bro.
“Lebih repot lagi kalau hak orang miskin dinikmati orang kaya. Ya, subsidi yang mestinya jatuh ke kita, tapi bisa dinikmati orang kaya,” kata Yudi menimpali. “Itulah yang disebut subsidi tidak tepat sasaran.”
“Kok bisa begitu?” tanya Heri.
“Ya bisalah. Mereka punya peluang untuk menikmati subsidi. Nggak salah juga, yang salah kebijakannya,” kata Yudi.
Seperti diketahui subsidi selama ini diberikan dalam bentuk barang melalui listrik, BBM, dan LPG 3 kg. Orang kaya, kaya banget,orang miskin dan miskin banget dapat menikmatinya. Tidak dibatasi selagi mampu membelinya.
“Tak ubahnya subsidi untuk orang mampu. Kasihan yang tidak mampu membeli dong,” kata Heri.