Prof Wiku: Pemerintah Impor 3 Juta Dosis Vaksin untuk Penanganan Wabah PMK Hewan Ternak

Rabu 20 Jul 2022, 10:07 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan PMK Prof. Wiku Adisasmito. (ist)

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan PMK Prof. Wiku Adisasmito. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan PMK Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah telah mengimpor 3 juta dosis vaksin untuk penanganan  wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.

"Impor tersebut dibagi dalam 2 tahap vaksinasi. Tahap 1 sebanyak 800 ribu dosis telah didistribusikan dan telah disuntikkan pada hewan ternak sebanyak 540.978 ekor, per 18 Juli 2022," terang Wiku.

Itu disampaikan Wiku dalam keterangannya tentang perkembangan penanganan PMK secara virtual, Selasa sore (19/7/2022) yang disiarkan YouTube kanal resmi Sekretariat Presiden.

"Sedangkan, pada tahap kedua terdapat 2,2 juta dosis yang sedang dalam proses pendistribusian," tambah Wiku.

Wiku  menjelaskan, vaksin impor jenisnya sudah disesuaikan dengan serotype virus PMK yang ada di Indonesia. Sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.517/KPTS/PK300/M7/2022, vaksin-vaksin yang disetujui untuk diimpor, antara lain Aftofor dari Prancis, Cavax FMD dari Republik Rakyat Tiongkok, Aftomune dari Brazil, lalu Aftogen Oleo dan Aftosa dari Argentina.

"Sebelum vaksin didistribusikan ke berbagai daerah, vaksin telah melalui uji kesesuaian," tutut Wiku. 

Ia menambahkan untuk realisasi penyuntikan vaksin pada hewan ternak yang sehat telah dilakukan pemetaan per daerah. Pemetaan terbagi dalam 4 warna. Yaitu, provinsi dengan tanda warna ungu melebihi 75% vaksin yang diterima disuntikkan pada hewan ternak.

"Provinsi dengan warna biru penyuntikannya berkisar antara 51 - 75%, warna kuning anatra 26 - 50%, dan merah realisasinya kurang dari 25%," katanya.. 

Lalu, secara cakupan vaksinasi tertinggi per 18 Juli 2022 per provinsi, Jawa Timur tertinggi dengan jumlah hewan tervaksinasi sebanyak 24.746 ekor, Bali sebanyak 3.559 ekor dan Jawa Tengah sebanyak 3.384 ekor.

Dalam pelaksanaan vaksinasi di berbagai daerah, ternyata petugas menghadapi berbagai hambatan di lapangan. Beberapa diantaranya, seperti medan tempuh menuju kandang hewan yang cukup berat, sulitnya menjaga suhu vaksin agar tetap optimal saat akan disuntikkan ke ternak, serta tenaga vaksinator yang masih belum mencukupi.

Untuk itu, bagi provinsi-provinsi lainnya, dihimbau semakin gencar melakukan vaksinasi terhadap hewan rentan PMK. Dan bagi Pemerintah Provinsi, kota dan kabupaten yang belum melaporkan total vaksinasi PMK, segera laporkan melalui sistem informasi kesehatan hewan nasional.

Berita Terkait
News Update