ADVERTISEMENT

bank bjb Genjot Performa Layanan Digital Melalui Produktivitas dan Efisiensi

Rabu, 20 Juli 2022 11:58 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ekonom Sri Adiningsih dalam paparannya mengatakan, pemulihan ekonomi Indonesia akan dibayangi oleh ketidakpastian global berupa tensi geopolitik, pandemi, krisis energi dan pangan, stagflasi, disrupsi teknologi/digital dan new/next normal. Instabilitas ekonomi makro meningkat (inflasi dan kurs). Di sisi lain kemampuan pemerintah “menjaga” juga terbatas, dampak pandemi pada bisnis yang belum selesai. 

 

Pertumbuhan ekonomi akan mengalami tekanan, akan berat menjaga pertumbuhan tidak turun (5,2%) di 2022 dan tetap berat pada tahun 2023 dengan optimisme 4-5%.

"Namun, dunia usaha pada sektor Pertanian, Pertambangan, kebutuhan sehari-hari, kesehatan dan “digital” masih akan berkembang. Di sisi lain, perbankan akan mengalami tekanan berat karena persaingan semakin besar, sehingga mesti prudent dan mengikuti perkembangan, " katanya. 

Sementara itu, Praktisi IT Toto Sugiri mengatakan, kedepan data center menjadi peranan penting dalam pengembangan perusahaan. Apalagi, Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk 265 juta. 

"Namun saat ini kapasitas data center per kapita masih salah satu yang terendah, yaitu kurang dari 1 watt/kapita di dunia. Dibandingkan dengan kapasitas data center per kapita negara-negara Asia lainnya, yang melayani pertumbuhan data negaranya sendiri, seperti Jepang. Mengambil konsumsi watt rata-rata per kapita 10 watt, Data center Indonesia siap untuk tumbuh hingga 2.700 MW" katanya. (toga)

 

 

Kasasi Ditolak Mahkamah Agung, Rektor UIN Diminta Patuhi Ketetapan Hukum

 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT