"Anis berkuasa hampir habis periodenya, terbukti kaga seperti suriah, kadrun yang dianggap punya andil besar atas kemenangan anis ga ada yang nuntut agar bersyareat dan seperti suriah, justru mendapat penghargaan kerukunan dari kemenag, ente masih jualan isu radikal? itu phobi," tulis akun @ane_wahyudi.
ANIESPHOBIA6 kali...bos ???
Tiap denger nama Pak Anies kalian kan kelojotan dan kejang2 ?
Hantam terus...walau pake Hoax," tulis akun @kanghasan20.
Kalangan pendukung unggahan Yusuf Dumdum menuding balik kelompok kadrun sebagai perusak. Dan Islampohobia itu tidak ada.
"Mau shalat 5 wkt jamaah atau sendiri, boleh. Mau tahlilan, boleh. Mau maulidan boleh.
Mau shalawatan sampe nutup jalan, boleh.
Mau umroh, haji, boleh. Mayoritas penduduk Indonesia Islam. Dimana Islamphobia?" Ttulis akun @akuterpesona8.
"Mau pengajian koq dilarang? Ente mau pengajian atau kampanye tong ?!" tambah akun @akuterpesona8.
"Kadroen itu kurang literasi dan dungu total. Pemerintah dan DPR menyusun beberapa UNDANG2 yg mengatur amaliah umat Islam di Indonesia," tulis @putulana.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah tokoh nasional lintas ormas Islam dan ratusan jamaah mendeklarasikan Gerakan Nasional Anti Islamophobia (GNAI) di Aula Buya Hamka Masjid Al Azhar Jakarta, Jumat (17/5/2022).
Deklarasi ini dihadiri sejumlah tokoh seperti Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif, Sekretaris Jenderal PP Syarikat Islam Ferry Juliantono, dan sejumlah tokoh dan aktivis lainnya.
Kemudian, di jajaran inisiator dan pendiri GNAI ada nama Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas, Sekretaris Jenderal PP Syarikat Islam Ferry Juliantono, Cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH. Wahab Hasbullah yakni Gus Aam dan lain sebagainya. (Win)