Driver Taksi Online Babak Belur Dikeroyok Massa di Duren Sawit, Musni Umar: Masyarakat Alami Krisis Verikasi Informasi

Sabtu 16 Jul 2022, 10:42 WIB
Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar. (foto: facebook)

Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar. (foto: facebook)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Seorang driver taksi online berinisial H, babak belur dikeroyok massa karena menduga si sopir tersebut merupakan pelaku tindak kriminal (maling).

Berdasarkan pengakuan H, peristiwa pengeroyokan terhadapnya itu terjadi ketika ia tengah melintas di Jalan Haji Naman, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Kamis (14/7/2022) malam.

Dia menyebut, saat tengah mengemudi, tiba-tiba ada pihak yang meneriakinya sebagai maling, sehingga membuatnya dikejar oleh sejumlah pemotor dan warga yang ada di sekitar lokasi.

Karena panik dikejar sejumlah massa itu pun, menyebabkan dirinya hilang kendali dan mengakibatkan sejumlah pengendara lain yang ada di sekitarnya tertabrak oleh mobil yang dikemudikannya hingga berujung pada terjadinya aksi pengeroyokan terhadapnya.

”Sejujurnya, saya disalip-salip. Saya bilang 'jangan, nanti nabrak, saya sudah tua'. Dia (pengendara motor) tidak terima, pas di tikungan saya disalip,” kata H kepada wartawan di Mapolsek Duren Sawit, Jumat (15/7/2022).

"Saya masuk mobil mau ke kantor polisi dan nyenggol-nyenggol (nabrak kendaraan dan warga). Bukan nabrak sengaja. Tapi, pas saya naik ke mobil mau ke kantor polisi. Saya diteriaki maling,” sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, Sosiolog Musni Umar mengatakan turut prihatin akan peristiwa yang dialami oleh H.

"Pertama tentu saya turut prihatin akan peristiwa ini, karena tindakan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan dari segi apa pun," kata Musni saat dihubungi, Jum'at (15/7/2022) malam.

Dia berujar, bahwa aksi pengeroyokan yang dipicu oleh adanya provokasi ini, menandakan bahwa masyarakat Indonesia memang tengah mengalami yang namanya krisis verikasi informasi.

"Kenapa masyarakat kita saat ini sangat mudah terprovokasi. Menurut saya, adalah karena minimnya upaya masyarakat untuk memverifikasi lebih lanjut dari sumber persoalan yang terjadi," ujar Musni.

Kalau masyarakat mau untuk memverifikasi lebih lanjut apa yang menjadi sumber persoalan dari peristiwa ini, ucapnya, mungkin aksi main hakim sendiri ini tidak akan pernah terjadi.

Berita Terkait
News Update