Remaja ‘SCBD’ Jadi Warning, Generasi Muda Dalam Bahaya!

Jumat 15 Jul 2022, 07:07 WIB
Lenggak lenggok ABG SCBD di Taman Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakpus. (ahmad tri hawaari)

Lenggak lenggok ABG SCBD di Taman Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakpus. (ahmad tri hawaari)

Oleh:  Guruh, Wartawan Poskota

KEBERADAAN ribuan muda-mudi asal Citayem hingga Bojong Gede di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat menjadi sorotan berbagai kalangan. 

Bagaimana tidak, hampir setiap malam mereka ‘menguasai’ kawasan jalan protokol tersebut tepatnya di sekitar Stasiun Sudirman di daerah Dukuh Atas BNI hanya untuk sekedar kongkow dan mencari kenalan baru teman sebaya atau membuat konten untuk media sosial.

Saking fenomenalnya, keberadaan mereka yang kerap disebut remaja SCBD (Sudirman, Citayem, Bojong Gede, Depok) ini pun tak luput dari perhatian para petinggi di negeri ini.

Salah satunya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang berniat memberikan beasiswa pendidikan kepada para remaja SCBD. Terutama bagi mereka yang putus sekolah agar kembali dapat mengenyam pendidikan.  

Sandiaga menyebut beasiswa yang rencananya diberikan itu bertujuan agar para remaja SCBD dapat memperoleh kepastian pendidikan. Termasuk pelatihan kerja dan membuat produk-produk ekonomi kreatif maupun ngonten. Semakin mahir remaja tersebut, kata Sandiaga, peluang bersinar juga semakin besar.

Namun sayangnya niat baik sang menteri ditolak mentah-mentah oleh Roy, salah satu remaja yang kerap disebut sebagai tokoh di kalangan remaja SCBD yang diketahui telah putus sekolah.

Alasannya sederhana, Roy tidak tertarik kembali ke sekolah meski diberikan beasiswa dari pemerintah karena ingin fokus membuat konten di media sosial yang telah membesarkan namanya sejauh ini sebagai remaja SCBD.  

Bahkan Roy menyebut bila dirinya kembali ke sekolah tidak ada jaminan ia akan memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Sebab sulitnya memperoleh pekerjaan saat ini.

Sikap Roy yang dinilai tidak mementingkan pendidikan ini sontak menjadi warning (red-peringatan) bagi kita sebagai orang tua dan pemerintah.

Pasalnya bukan tidak mungkin sosok Roy akan menjadi contoh kaum Generasi Z saat ini yang menganggap sekolah tidaklah penting untuk mencapai kesuksesan.

Berita Terkait
News Update