Usai Ditunjuk jadi Presiden Sementara, Demonstran Serbu Kantor PM Sri Lanka

Rabu 13 Jul 2022, 21:34 WIB
Demonstran berhasil kuasai kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. (Foto: Twitter/eicvsfascism)

Demonstran berhasil kuasai kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. (Foto: Twitter/eicvsfascism)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ribuan pengunjuk rasa antipemerintah menyerbu ke kantor Perdana Menteri (PM) Sri Lanka Ranil Wickremesinghe pada Rabu (13/7). Ini terjadi beberapa jam setelah dia ditunjuk sebagai presiden sementara di negara yang dilanda krisis ekonomi terburuk itu.


Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (13/7/2022), saksi-saksi mata mengungkapkan bahwa ribuan pria dan wanita menerobos pertahanan militer dan memasuki kantor perdana menteri untuk mengibarkan bendera nasional. Ini terjadi setelah polisi dan tentara gagal menahan massa meski mereka telah menembakkan gas air mata dan meriam air.
 

Wickremesinghe bereaksi keras atas penyerbuan itu. "Saya telah memerintahkan komandan militer dan kepala polisi untuk melakukan apa yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban," kata Wickremesinghe.

"Mereka yang menyerbu ke kantor saya ingin menghentikan saya dari melaksanakan tanggung jawab saya sebagai penjabat presiden," imbuhnya.

"Kita tidak bisa merusak konstitusi kita. Kita tidak bisa membiarkan fasis mengambil alih. Kita harus mengakhiri ancaman fasis terhadap demokrasi ini," tegas Wickremesinghe.

Sebelumnya, rumah pribadinya dibakar massa pada hari Sabtu (9/7) setelah para pengunjuk rasa menyerbu kediaman resmi Presiden Gotabaya Rajapaksa di hari yang sama.

Wickremesinghe ditunjuk sebagai presiden sementara setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negeri itu. Dilansir dari kantor berita AFP, hal ini diumumkan ketua parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardana pada Rabu (13/7) ketika ribuan pengunjuk rasa menuntut kedua orang itu mundur.

"Karena ketidakhadirannya di negara, Presiden Rajapaksa mengatakan kepada saya bahwa dia telah menunjuk perdana menteri untuk bertindak sebagai presiden sesuai dengan konstitusi," kata Mahinda Yapa Abeywardana dalam sebuah pernyataan singkat yang disiarkan televisi.

Sri Lanka yang dilanda krisis mengumumkan keadaan darurat nasional pada hari Rabu (13/7) ini. Hal ini diumumkan beberapa jam setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negara itu.

Keadaan darurat nasional itu akan diterapkan hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

"Sejak presiden berada di luar negeri, keadaan darurat telah diumumkan untuk menangani situasi di negara ini," kata Dinouk Colombage, juru bicara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, kepada AFP.

Polisi mengatakan mereka juga memberlakukan jam malam tanpa batas di seluruh wilayah Provinsi Barat, yang meliputi ibu kota Kolombo. Jam malam ini diterapkan untuk mengatasi aksi-aksi protes yang berkembang setelah Rajapaksa terbang ke Maladewa dengan pesawat militer.
 

Rajapaksa kabur ke luar negeri setelah puluhan ribu pria dan wanita menyerbu kediaman resminya pada hari Sabtu (9/7) lalu untuk menuntut pengunduran dirinya. Para pejabat Sri Lanka mengatakan dia telah berjanji untuk mengundurkan diri pada hari Rabu ini.

 

Berita Terkait

News Update