JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Alumni atau PA 212 Novel Bamukmin menilai ada kesamaan modus antara peristiwa baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dengan kasus pembantaian enam laskar FPI di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.
Novel mengatakan kesamaan itu dilihat dari CCTV di lokasi yang mati saat kejadian berlangsung. Hal ini, kata dia, merupakan skenario yang sudah dipersiapkan aktor intelektual.
"Sangat disayangkan. CCTV bisa mati. Seperti sudah diatur dan saya jadi teringat kasus KM 50 dengan berbagai spekulasi berkembang," kata Novel Bamukmin dalam keterangannya, Rabu (13/7/2022).
Novel menyebutkan tewasnya Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang ditembak mati Bharada E sangat mirip dengan meninggalnya enam laskar FPI yang juga ditembak oknum polisi.
Selain CCTV yang mati, Novel mengatakan pada kasus Brigadir J, keterangan kepolisian berubah-ubah.
"Mulai dari tembak-menembak di ruang kerja, kemudian berubah di rumah dinas lalu di kamar pribadi," ujar Novel.
Dia menduga ada yang pasang badan untuk menutupi kasus tersebut.
"Kapolri harus berani mengusut kasus itu. Kalau memang pelakunya oknum jenderal harus dihukum," kata Novel.
Sejumlah pihak menilai terdapat banyak kejanggalan dalam perkara di rumah Irjen Ferdy Sambo itu.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD juga menilai insiden yang mencoreng nama baik Korps Bhayangkara itu banyak yang janggal.
"Kasus itu memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul pada penanganan maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya," kata Mahfud dikutip dalam akun @mohmahfudmd di Instagram yang dipantau di Jakarta, Rabu (13/7).