ADVERTISEMENT

Ya Ampun! Korban Pencabulan Anak Kiyai Jombang Sempat Ingin Akhiri Hidup, Alami Tekanan Psikis Luar Biasa

Jumat, 8 Juli 2022 13:00 WIB

Share
Kolase foto pencabulan santriwati di Ponpes Jombang dan Kiai Ponpes yang didatangi polisi. (Foto: Diolah dari Google).
Kolase foto pencabulan santriwati di Ponpes Jombang dan Kiai Ponpes yang didatangi polisi. (Foto: Diolah dari Google).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JATIM, POSKOTA.CO.ID – Drama penangkapan DPO kasus pencabulan anak Kiyai Jombang, Msat berakhir dengan pelaku menyerahkan diri. Berbagai kisah pun, bermunculan seperti salah satunya pengakuan korban.

Sebagaimana dikutip dari jatim.poskota.co.id, bahwa hampir seluruh korban mengalami tekanan psikis luar biasa. Bahkan salah satu korban asal Kabupaten Bojonegoro, sempat ingin mengakhiri hidup.

“Sampai sekarang masih banyak sekali bentuk intimidasi dan teror yang datang dari kelompok-kelompok pelaku, bukan cuma menyerang pribadi tetapi juga keluarga dan lingkungan sekitar,” ujar korban, Kamis (7/7/2022).

Adanya bentuk intimidasi dan teror tersebut yang memperparah trauma korban. Selain itu, stereotipe dimasyarakat terhadap korban pencabulan yang negatif membuatnya tambah trauma.

 

Tekanan yang bertubi-tubi tersebut membuat korban mengaku sempat terpikir melakukan bunuh diri, hal ini juga karena kurangnya support sistem yang baik dari lingkungan.

“Hanya ada ibu dan suami saya yang mendukung, hingga membuat saya bisa bertahan sampai saat ini. Sekarang ibu sudah meninggal,” terangnya.

Sementara, Divisi Gender, Anak dan Kaum Marjinal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bojonegoro Bhagas Dani mengungkapkan, perspektif korban terutama dalam kasus kekerasan seksual harus menjadi pertimbangan penting dalam proses hukum. Sehingga, tidak menambah traumatis korban.

Bhagas menambahkan, mengingat budaya patriaki,  maka korban kekerasan seksual hingga kini didominasi kaum perempuan. Ketika jadi korban kekerasan seksual, tak banyak yang berani speak up dengan pelbagai alasan.

Kerap kali, lanjut dia, korban justru diintimidasi, diserang balik, atau bahkan disalah-salahkan, entah dari busananya atau respons yang lemah. Akibatnya, ada banyak korban kekerasan seksual memilih diam, karena takut menelan konsekuensi-konsekuensi buruk tersebut.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT