Rusia Rayakan Kejatuhan Perdana Menteri Inggris, Sebut Boris Johnson Badut Bodoh Telah Pergi

Jumat 08 Jul 2022, 10:58 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. (Foto: google)

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov. (Foto: google)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pejabat Rusia berbaris merayakan kejatuhan Boris Johnson dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris pada Kamis (7/7/2022).

Seorang taipan terkemuka Rusia bahkan menyebut pemimpin Inggris itu sebagai "badut bodoh" yang akhirnya mendapatkan hadiah karena mempersenjatai Ukraina melawan Rusia.

Johnson, wajah kampanye Brexit 2016 yang memenangkan kemenangan elektoral gemilang pada 2019 sebelum memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa, mengumumkan pengunduran dirinya pada hari ini Setelah dia ditinggalkan oleh para menteri dan sebagian besar anggota parlemen Konservatifnya karena serangkaian skandal.

"Dia tidak menyukai kita, kita juga tidak menyukainya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov yang dikutip dari Reuters   pada Jumat (8/7/2022).

Dia mengatakan laporan bahwa Johnson akan segera mengundurkan diri sebagai perdana menteri tidak terlalu mengkhawatirkan Kremlin.

Taipan Rusia Oleg Deripaska mengatakan di Telegram bahwa mundurnya Boris Johnson adalah akhir yang memalukan untuk badut bodoh yang hati nuraninya akan dirusak oleh puluhan ribu nyawa dalam konflik tidak masuk akal di Ukraina.

Juru Bicara Utama di Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kejatuhan Johnson adalah gejala kemunduran Barat, yang katanya terbelah oleh krisis politik, ideologis dan ekonomi.

"Moral dari cerita ini adalah: jangan berusaha untuk menghancurkan Rusia," kata Zakharova.

"Rusia tidak dapat dihancurkan. Anda dapat mematahkan gigi Anda di atasnya - dan kemudian tersedak." tambahnya.

Sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi 24 Februari, Johnson telah berulang kali mengkritik Putin - menyebutnya sebagai kepala Kremlin yang kejam dan mungkin tidak rasional yang membahayakan dunia dengan ambisinya yang gila.

Setelah invasi, Johnson menjadikan Inggris sebagai salah satu pendukung Ukraina terbesar di Barat, mengirimkan senjata, menjatuhkan beberapa sanksi paling berat dalam sejarah modern terhadap Rusia dan mendesak Ukraina untuk mengalahkan angkatan bersenjata Rusia yang besar.

Berita Terkait
News Update