ADVERTISEMENT

Suara Oposisi Makin Terbelah, Kini Refly Harun Serang PKS: Partai Ini Hanya Memikirkan Diri Sendiri!

Kamis, 7 Juli 2022 11:37 WIB

Share
Dua tokoh oposisi, Refly Harun dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu. (Foto: Diolah dari Google).
Dua tokoh oposisi, Refly Harun dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu. (Foto: Diolah dari Google).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengkritik PKS perihal gugatannya mengenai presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen ke Mahkamah Konstitusi. Menurut Refly, PKS tampak oportunis dalam memainkan isu ini.

PKS diketahui hanya meminta Mahkamah Konstitusi menurunkan presidential threshold dari 20 persen menjadi 7-9 persen. Padahal, tuntutan publik yang jauh lebih nyaring selama ini meminta agar ambang batas diturunkan menjadi 0 persen.

"PKS hanya memikirkan dirinya sendiri saja. Kalau mau menggugat ya 0 lah sekalian," ujar Refly Harun dikutip dari akun YouTubenya, Kamis (6/7/2022).

Refly menerangkan, PKS seharusnya menggugat presidential threshold 20 persen agar diturunkan menjadi 0 persen. Jika 7-9 persen, tetap saja tidak masuk logika.

"Jangan pakai ambang batas lagi 7-9 persen. Itu namanya tidak sesuai logika konstitusi. Bagaimana mungkin tiket yang 7-9 persen yang merupakan perolehan suara Pemilu 2019 dipakai pada Pemilu 2024," kata Refly.

PKS sebelumnya resmi menggugat Presidential Threshold 20 persen ke MK, Rabu (6/7). Dalam gugatannya, terdapat dua pemohon yakni DPP PKS dan Salim Segaf Al Jufri yang merupakan Ketua Majelis Syuro PKS.

"Berdasarkan kajian Tim Hukum kami, hingga saat ini tidak ada kajian ilmiah terkait besaran angka PT 20 %. Adapun angka yang rasional dan proporsional berdasarkan hasil kajian tim hukum kami adalah pada interval 7-9 persen kursi DPR," ujar Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, dalam keterangannya di Kantor Mahkamah Konstitusi.(*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT