Tapi karena dia sendiri juga sudah lama tak “kambon lanangan”, akhirnya setiap ajakan itu ditanggapi dengan kalimat pendek, “Ya ayoo.....!”
Apa lagi Atun hanya tak memperoleh bonggol, tapi juga benggol. Ini kan sangat membantu tegaknya kendil di dapur. Maka selama suami di LP, kabarnya Atun punya gebedan sampai 7 orang! Tentu saja Jakim marah betul. Tapi apa mau dikata, di LP manapun tak pernah ada izin cuti untuk napi hanya untuk ngajar sing wedok (menganiaya istri).
Dari vonis semula sebanyak 10 tahun, karena banyak terima remisi akhirnya tepat 8 tahun Jakim bebas tanpa bersyarat. Jakim bebas tak ada istri menyambutnya, maka dia sungguh iri sama nasib Saiful Jamil.
Begitu bebas dari LP Cipinang langsung disambut para penggemarnya. Bahkan oleh kekasihnya dia dijemput pakai mobil mewah, entah mau dibawa ke mana.
Ya sudah, Jakim terima nasib saja. Beberapa hari setelahnya dia mencoba ketemu istri di rumah mertua. Tapi Atun tetap tak mau menemui. Padahal Jakim kadung membayangkan, kehadirannya akan disambut dengan sprei baru nan wangi di ranjang.
Lha kok yang ada malah muka njegadul (cemberut) seperti buruh gagal terima THR.
Tambah menyakitkan, Atun ngomel-ngomel, mengungkit masa lalunya, yang katanya selama jadi istri Jakim tak pernah dibikin bahagia, isinya sengsaraaaaa.... melulu.
Jakim lanngsung jadi kalap. Pisau yang telah disiapkan di kantong langsung ditusukkan berkali-kali ke tubuh istrinya. Istri dilarikan ke Rumah Sakit dan Jakim dilarikan polisi ke kantor Polsek.
Kasihan, kembali jadi urusan Polsek gara-gara gagal ngeseks. (GTS)