Diterangkan Haines, badan-badan intelijen AS melihat tiga skenario terkait hal ini, yang paling mungkin adalah konflik sengit di mana pasukan Rusia "membuat keuntungan tambahan, tanpa kesulitan."
Skenario lainnya termasuk terobosan besar Rusia dan Ukraina berhasil menstabilkan garis depan sambil mencapai keuntungan kecil, mungkin di dekat Kota Kherson yang dikuasai Rusia dan daerah lain di Ukraina selatan.
Tapi, kata Haines, ini membuat Rusia memerlukan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali militernya.
"Selama periode ini, kami mengantisipasi, mereka akan lebih bergantung pada alat asimetris yang mereka miliki, seperti serangan dunia maya, upaya untuk mengendalikan energi, bahkan senjata nuklir untuk mencoba mengelola dan memproyeksikan kekuatan dan pengaruh secara global," terang Haines.
"Untuk sementara, pasukan Rusia tidak mungkin dapat melakukan beberapa operasi simultan," lanjut Haines.
Haines mengatakan prioritas Putin sekarang adalah membuat keuntungan di wilayah Donbas dan menghancurkan pasukan Ukraina, sebuah perkembangan yang dinilai Rusia akan menyebabkan perlawanan dari dalam merosot.
Diketahui, komentar Haines muncul setelah pertemuan puncak para pemimpin NATO pada Hari Rabu, menyebut Rusia sebagai 'ancaman langsung' paling besar bagi keamanan aliansi dan berjanji untuk memodernisasi pasukan Kyiv, dengan mengatakan bahwa Rusia berdiri di belakang pertahanan heroik negara mereka.