Kejahatan Phising Masih Mengintai Masyarakat, Kenali Modus yang Dilakukan

Minggu 03 Jul 2022, 11:55 WIB
Acara Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk Jangan Klik Link Sembarangan Waspada Phishing. (Ist)

Acara Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk Jangan Klik Link Sembarangan Waspada Phishing. (Ist)

JAKARTA,  POSKOTA.CO.ID - Kemajuan teknologi membuat aksi penipuan online kian marak. Salah sagi penipuan yang banyak dilakukan yaitu phising, yang tujuannya mendapatkan informasi pribadi atau sensitif korban.

Modus phishing dilakukan para pelaku kejahatan untuk mendapatkan data pribadi seperti username dan password akun bank, serta informasi terkait rekening, kartu debit dan kartu kredit.

Sub Koordinator Penyusunan Rancangan Peraturan, Setditjen Aptika Kemkominfo, Denden Imadudin Soleh mengatakan, phishing merupakan tindakan pengelabuan, yang dilakukan dengan membuat sebuah link untuk memperoleh data-data sensitif.

"Maka yang harus diwaspadai adalah ketika kita terima sebuah link ini harus dipastikan, ketika diklik biasanya diminta sebuah informasi. Apakah link itu resmi, biasanya mereka membuat seolah-olah link asli," kata Denden dalam acara Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk Jangan Klik Link Sembarangan Waspada Phishing, Sabtu (2/7/2022).

Sebagian masyarakat pasti pernah mendapat link tentang kuota gratis. Padahal itu bukan domain asli. Biasanya, bakal diminta untuk mengisi username atau nomor telepon.

"Tidak menutup kemungkinan data kartu kredit, bisa juga halaman depan email, media sosial. Cara hack paling mudah adalah dengan phishing tadi. Jadi kita bisa diperoleh user name dan pasword," ujar Denden.

Maka itu, ketika menerima link harus dicek terlebih terlebih dahulu. Misalnya apakah website tersebut benar atau tidak.

"Untuk menghindari phishing, salah satunya dengan memperhatikan link yang dikirimkan tersebut. Jika diminta data-data yang sebetulnya tidak perlu diberikan, maka harus hati-hati," tuturnya.

Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) sekaligus Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi UNISBA, Santi Indra Astuti mengatakan, ada teknik social engineering (rekayasa sosial). Itu sebuah teknik manipulasi psikologis untuk pengelabuan dan memancing korbannya.

"Tanpa sadar mereka (korban) mengikuti keinginan para penipuan. Apa modus rekayasa sosial, ada rayuan. Ada iming-iming hadiah, mau dapat gift away," ucap Santi.

Selain dengan hadiah, terdapat modus ancaman. salah satu yang sering marak terjadi. Ada pemberitahuan perubahan tarif transfer dari perbankan misalnya. Biasanya akan muncul petisi untuk membubuhkan tanda tangan.

Berita Terkait
News Update