JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Warga Palestina tidak terlalu berharap kunjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke Timur Tengah akan memberikan kemerdekaan dan kedaulatan atas tanah yang direbut Israel.
Apalagi banyak serangkaian janji yang dilanggar oleh Washington, seperti pembukaan kembali konsulat AS di Yerusalem yang ditutup oleh mantan presiden AS Donald Trump atau pencabutan klasifikasi Organisasi Pembebasan Palestina PLO sebagai organisasi teoris.
"Kami tidak memiliki ilusi bahwa kunjungan itu akan mencapai terobosan politik. Kami akan mendengarkan lebih banyak janji dan janji," kata seorang pejabat senior Palestina yang dilansir Reuters pada Sabtu (2/6/2022).
"Kunjungan ini tentang normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi."
Biden akan mengunjungi Israel dan Tepi Barat, bertemu dengan para pemimpin Israel dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, serta Arab Saudi dari 13-16 Juli.
Adapun kunjungan tersebut merupakan salah satu upaya Amerika Serikat meningkatkan hubungan pertahanan antara Israel dan negara-negara Arab. Itu sebabnya, orang-orang Palestina menunggu dengan kesuraman yang meningkat atas kunjungan pertama Presiden Joe Biden setelah apa yang mereka lihat sebagai serangkaian janji yang dilanggar oleh Washington.
Kemudian, seorang juru bicara Kantor Urusan Palestina AS mengatakan Washington percaya solusi dua negara adalah cara terbaik bagi Israel dan Palestina untuk menyelesaikan konflik selama beberapa generasi mereka.
AS juga berkomitmen untuk membuka kembali konsulat, yang dilihat oleh orang-orang Palestina sebagai pengakuan implisit atas status Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina masa depan di wilayah yang diduduki oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
Dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Kamis, Abbas mendesak pemerintah untuk menekan Israel untuk mempertahankan status quo bersejarah di Yerusalem Timur dan kompleks masjid Al-Aqsa di sana. Israel menolak tuduhan bahwa mereka telah mencoba mengubah status quo.
Palestina juga mengatakan kegiatan pemukiman Israel yang terus berlanjut di Tepi Barat yang diduduki meredupkan prospek negara Palestina yang layak hidup berdampingan dengan Israel.
"Abbas memberi tahu Blinken bahwa situasinya tidak bisa terus seperti ini," kata pejabat itu.