BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Dua orang petugas keamanan (satpam) dan seorang petugas kebersihan (OB) berhasil menyelamatkan diri usai disekap komplotan rampok yang menyatroni gedung SMPN 16 Kota Bogor.
Uang gaji milik OB, enam unit laptop dan seunit Infokus milik sekolah, lenyap digasak para perampok bersenjata golok yang kini dalam perburuan apparat kepolisian.
Kapolsek Tanah Sareal AKP Surya menjelaskan, perampokan itu terjadi pada Rabu (29/6/2022) sekitar pukul 02.30 WIB. Para pelaku yang diduga berjumlah lebih dari 5 orang itu menggasak 6 laptop dan 1 set infocus milik SMPN 16, serta dua HP dan uang Rp 1,5 juta milik petugas kebersihan.
Saat kejadian, dua satpam sedang berada di dalam ruang tengah sekolah. Sementara petugas kebersihan, saat itu sedang menginap di sekolah dan tidur di ruang kelas yang berada di samping ruang tengah.
"Petugas satpam dua orang, nah kebetulan malam itu OB menginap di sekolah, dia tidur di kelas di samping semacam aula. Yang diambil enam unit laptop, satu unit infocus, hp dua, milik OB dan milik sekolah, sama uang satu juta setengah milik OB," papar Kapolsek Tanah Sareal, kepada awak media, Jumat (1/7/2022).
Kapolsek lebih lanjut mengatakan, pihaknya kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk menangkap komplotan bersenjata golok itu. "Kami sudah olah TKP, kami juga terjunkan anjing pelacak untuk cari jejak pelaku tapi hasilnya belum maksimal. Para saksi korban juga sudah dimintai keterangan," tandasnya.
Dari rekaman CCTV terlihat ada enam orang komplotan rampok yang beraksi. "Sayangnya hasilnya tidak jelas, jadi kurang maksimal," lanjutnya.
Salah seorang korban penyekapan, Muhamad Dahlan (51) yang juga petugas keamanan SMPN 16 Kota Bogor menuturkan, aksi penyekapan yang dialaminya itu terjadi saat ia dan rekannya yang bernama Iping sedang rebahan sambil memainkan ponselnya di ruang tengah sekolah.
Rekannya Iping, kata Dahlan, tidur agar bisa beristirahat secara bergantian. Sedangkan petugas kebersihan bernama Maulana Mansyur yang kebetulan menginap, tidur di ruangan yang berada di samping ruang tengah.
"Saya lagi rebahan sambil main HP menghadap ke kursi. Tiba-tiba kepala saya ditarik ke belakang, terus mulut saya langsung dilakban sama satu orang, nggak bisa apa-apa saya itu," ujar Dahlan ditemui di lokasi, Jumat (1/7/2022).
Saat itu, lanjut Dahlan, komplotan rampok itu mengikat tangan dan kakinya. "Satu orang pegang tangan saya, satu pelaku lain pegang kaki saya. Seorang lagi ancam golok ke leher saya. Saat itu mereka ikat kaki dan tangan saya, mulut saya dilakban," kata Dahlan.
Dahlan mengaku pasrah saat salah satu pelaku yang menempelkan golok di lehernya mengancam akan membunuhnya. "Jangan teriak kalau sayang anak istri, kata mereka sambil nempelin golok ke leher saya," tambahnya.
Dahlan mengaku sebelum kejadian sekira pukul 02.00 WIB, dirinya sempat melakukan patroli di sekitar sekolah. Setelah dirasa aman, Dahlan masuk ke ruang tunggu sekolah yang berada di depan, bersama Iping dan rebahan.
Meski sempat melihat para pelaku pencuri tersebut, namun Dahlah tidak mengenali wajah para pelaku lantaran posisi lampu padam. “Tidak jelas wajahnya, hanya sepintas melihatnya karena kondisi lampu juga mati,” ungkapnya.
Mengetahui kondisi pelaku yang diperkirakan sudah pergi, Dahlah berusaha melepaskan ikatan tersebut namun gagal.
“Lakban akhirnya bisa lepas setelah saya gerak-gerakkin mulut saya, saya minta tolong tapi tidak ada tanggapan. Diperkirakan itu jam 03.00 WIB,” ungkapnya.
Namun pukul 05.30 WIB, Dahlan mengaku sudah dapat berkomunikasi dengan Iping bagaimana cara melepaskan diri dari ikatan tersebut.
Sementara menurut pengakuan Iping, ia berusaha meminta pertolongan dengan berguling-guling hingga keluar sekolah untuk mencari pertolongan. “Barulah yang disebrang, tetangga tukang nasi uduk itu denger, dan langsung membukakan ikatan kita bertiga,” kata Iping.
Mengetahui kejadian tersebut, pemilik warung nasi uduk tersebut langsung menghubungi salah satu guru sekolah. Kejadian tersebut sebenarnya bukan pertama kali terjadi, kasus serupa juga sempat terjadi beberapa tahun yang lalu.
Sementara Maulana Mansyur, petugas kebersihan yang kebetulan menginap di sekolah menuturkan, sedang tertidur di dalam sebuah ruangan kelas. Tetiba, mulutnya dibekap lakban dan kaki tangannya diikat para pelaku. Ia mengaku tidak sempat melihat para pelaku, lantaran wajahnya ditutup kain.
Maulana tidak tahu lagi apa yang terjadi setelah itu karena dia ditinggal di ruangan tersebut. Ia hanya bisa mendengar suara orang berjalan kaki dan sejumlah barang berjatuhan. "Tangan dan kaki saya diikat, mulut dilakban dan mata saya ditutup kain," ujarnya.
Maulana juga mengaku digeledah para rampok. Ponsel dan uang tunai yang menjadi penghasilannya sebesar Rp1,5 juta dirampas para pelaku dari tasnya. “Itu uang dapet kumpul-kumpul saya gajian dari sini. Semuanya diambil pelaku sama HP saya," kata Maulana.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala SMPN 16 Kota Bogor dan Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, belum menjawab konfirmasi Redaksi Poskota. (Billy Adhiyaksa)