Kopi Pagi Harmoko: Peduli Rakyat Kecil

Kamis 30 Jun 2022, 07:59 WIB

"Bagi para elite dan penguasa, perlu makin menyadarkan diri untuk selalu melihat ke bawah dalam membangun bangsa dan negara. Mengangkat harkat dan martabat rakyat kecil. -Harmoko- "

RAKYAT kecil menjadi jualan, dijadikan slogan perjuangan untuk mencapai tujuan. Tak satupun parpol yang tidak akan memperjuangkan rakyat kecil dalam visi dan misinya. Bahkan, tak sedikit parpol yang menempatkan diri sebagai partainya rakyat kecil. Di situlah kemudian rakyat kecil pun dipedulikan, dibutuhkan dan diagung-agungkan ketika memberikan kritikan.

Tampil memperjuangkan rakyat kecil-wong cilik terjadi di mana-mana, tak sedikit pun yang mengaku rakyat kecil untuk memperjuangkan haknya. Tetapi setelah perjuangan berhasil, siapa yang menikmati hasil akhirnya?Jawabannya menjadi renungan kita semua, sudahkah kita benar- benar memperjuangkan rakyat kecil untuk kepentingannya, guna meningkatkan harkat dan martabatnya, bukan kepentingan kelompoknya.

Begitu pun sudahkah ucapan, perilaku kita mencerminkan adanya kepedulian terhadap rakyat kecil. Sebagai penguasa baik di eksekutif, legislatif dan yudikatif, apakah kebijakan yang digulirkan sudah memihak rakyat kecil atau meminggirkannya. Fakta tidak terbantahkan, menjelang pemilu ini, para elite politik tiba-tiba berkunjung ke sejumlah daerah, datang ke pasar menyapa warga yang sedang belanja, menanyakan kepada pedagang pasar tradisional mengenai harga, stok barang dan distribusi pangan. Ini bentuk kepedulian yang patut dihargai, meski tak lepas dari upaya pencitraan.

Di sisi lain, dukungan kebijakan yang memihak rakyat kecil seolah menguap di tengah jalan. Tak jarang mengaku sangat peduli rakyat kecil, tetapi memberikan stigma nelangsa sebagai rakyat kecil. Seolah rakyat kecil, adalah rakyat bawah, yang tidak pantas mendapatkan hak yang dimiliki kalangan atas. Memberikan stigma sebagai warga yang kurang mampu mengemas kreativitas dalam menghadapi tantangan yang menghadang. Tak jarang mencemooh, menganggapnya rendah dan sebagainya.

Padahal sejatinya karena kondisi akibat terdampak situasi dan kebijakan. Karena keterbatasan, minimnya akses dalam mengelola tantangan dan hambatan. Jika mengacu kepada data penduduk miskin, jumlah rakyat kecil sebesar 26,50 juta orang pada September 2021. Jumlah ini masih cukup tinggi bila dibandingkan sebelum pandemi, September 2019 yang hanya 24,78 juta.

Data ini adalah rakyat kecil dengan status ekonominya, belum lagi jika dilihat dari tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, serta segala macam akses mendapatkan pendidikan, kesehatan dan status sosial, budaya dan politiknya. Jumlahnya sangat besar dalam menentukan tingkat keterpilihan presiden, kepala daerah, wakil rakyat di tahun pemilihan 2024. Mereka punya andil dan peran besar, tetapi setelah perhelatan, kembali terpinggirkan atau dipinggirkan.

Itulah sebabnya, mereka yang sedang berada di atas, di puncak kekuasaan di mana pun adanya, hendaknya untuk terus “melihat ke bawah,". Para filsuf mengatakan “Jangan ego dengan kehebatan dan kekuasaan, jangan sombong dengan ketinggian ilmu dan amalan. Jangan pula takabur dengan kemuliaan. Semua itu hanya sementara!”

Orangtua kita, leluhur kita, para pendiri negeri ini telah mengajarkan agar hidup saling tolong menolong sebagaimana tercermin dalam falsafah bangsa, Pancasila. Bukan mengumbar ego dan kesombongan. Hal itu hendaknya disuguhkan dalam membangun bangsa dan negara, mengangkat harkat dan martabat rakyat kecil seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Sekecil apa pun bentuk kepedulian yang diberikan akan sangat berharga bagi mereka, rakyat kecil yang belum seberuntung para elite dan penguasa. Dengan kata manis saja sudah membuatnya ba￾hagia, apalagi dengan aksi nyata. Disinilah perlunya kes￾adaran diri para elite dan penguasa untuk selalu mengeluarkan kebijakan yang pro dan membaha￾giakan rakyat kecil – rakyat di garis bawah yang jumlahnya sangat besar, apalagi menyangkut urusan pangan, sandang, pendidikan dan kesehatan, bukannya menyengsarakan. 

Menambah ribet dengan segala aturan yang terus berubah. Diyakini, mereka yang berada di atas tentu sudah memiliki sederet fasilitas, dan sudah saatnya menebarkan ke bawah di saat yang berada di bawah sangat membutuhkan, selagi masih ada kesempatan. Ingat dunia berputar seperti halnya roda kehidupan atau Cakra Manggilingan. Tak ada yang langgeng. Pitutur luhur mengajarkan “Nek wis ono, sukurono. Nek durung teko, entenono. Nek wis lungo lalekno, nek ilang ikhlasno.” Artinya kalau sudah punya syukurilah, kalau belum datang, sabarlah menanti, kalau sudah ditinggal pergi, lupakanlah, dan kalau hilang, ikhlaskanlah!

Mari kita ubah diri untuk membiasakan melihat ke bawah. (Azisoko*)
 

Berita Terkait

Kopi Pagi Harmoko: Pamer Keberhasilan

Kamis 28 Jul 2022, 06:20 WIB
undefined

Pamer Keberhasilan

Kamis 28 Jul 2022, 05:40 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Guyub Rukun

Senin 16 Jan 2023, 11:26 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Politik Beradab

Senin 27 Feb 2023, 11:18 WIB
undefined

Memperkokoh Kedaulatan (2)

Senin 06 Mar 2023, 06:48 WIB
undefined

Memperkokoh Kedaulatan (3)

Kamis 09 Mar 2023, 08:48 WIB
undefined

Pojok Gruham: Sri Minggat

Minggu 12 Mar 2023, 06:00 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Politik Kolaborasi

Senin 10 Apr 2023, 05:23 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Saling Peduli

Senin 17 Apr 2023, 07:17 WIB
undefined

Kopi Pagi: Memagari Demokrasi

Kamis 08 Jun 2023, 16:39 WIB
undefined

Kopi Pagi: Saat Ini dan Nanti

Senin 12 Jun 2023, 06:03 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Kontrak Politik

Kamis 15 Jun 2023, 07:30 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Crah Agawe Bubrah

Kamis 22 Jun 2023, 06:16 WIB
undefined

Kopi Pagi: Netralitas

Kamis 06 Jul 2023, 07:25 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Daulat Rakyat

Selasa 11 Jul 2023, 14:08 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Politik Etis

Senin 17 Jul 2023, 05:00 WIB
undefined

Kopi Pagi: 'Urip, Nguripi..'

Senin 24 Jul 2023, 06:50 WIB
undefined

Kopi Pagi: Politik Kolaborasi

Senin 28 Agu 2023, 06:30 WIB
undefined

Kopi Pagi: Syahwat Politik

Senin 04 Sep 2023, 05:31 WIB
undefined

Janji Politik vs Politik Janji

Kamis 14 Sep 2023, 05:24 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Tergoda Kekuasaan  

Senin 16 Okt 2023, 07:00 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Berebut Pemilih Muda

Kamis 02 Nov 2023, 07:00 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Edukasi Budi Pekerti

Senin 27 Nov 2023, 07:35 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Debat Bermartabat

Kamis 07 Des 2023, 07:00 WIB
undefined

Kopi Pagi: Menang Tanpa Merendahkan

Kamis 14 Des 2023, 05:28 WIB
undefined

Menyongsong Era Baru

Kamis 04 Jan 2024, 05:45 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Kebijakan 5 Pro (1)

Senin 08 Jan 2024, 08:26 WIB
undefined

Kopi Pagi: Kebijakan 5 Pro (3)

Senin 15 Jan 2024, 06:02 WIB
undefined

Kopi Pagi: Jejak Pemimpin

Senin 12 Feb 2024, 09:06 WIB
undefined

Kopi Pagi Harmoko: Opisisi atau Koalisi

Senin 19 Feb 2024, 07:00 WIB
undefined
News Update