ADVERTISEMENT

Gubernur Texas Tuding Joe Biden Bersalah atas Kematian 46 Imigran dalam Truk Kontainer di San Antonio

Rabu, 29 Juni 2022 14:50 WIB

Share
Tim gawat darurat datang ke lokasi penemuan puluhan mayat migran sekitar pukul 18.00 waktu setempat.(Ist)
Tim gawat darurat datang ke lokasi penemuan puluhan mayat migran sekitar pukul 18.00 waktu setempat.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

AMERIKA SERIKAT, POSKOTA.CO.ID -  Gubernur Texas yang berasal dari Partai Republik, Greg Abbott, menyalahkan Presiden AS Joe Biden atas kematian puluhan imigran dalam truk kontainer di San Antonio, Amerika Serikat, Senin (27/6) malam waktu setempat.

Dia menyebut para korban sebagai "hasil dari kebijakan perbatasan terbuka yang mematikan oleh Joe Biden".

Beto O'Rourke, kandidat gubernur dari Partai Demokrat, berkata bahwa peristiwa itu begitu miris. Dia menyerukan agar otoritas segera mengambil tindakan untuk "membongkar jaringan penyelundupan manusia dan membentuk skema legal untuk proses migrasi yang lebih luas".

Isu migrasi adalah masalah politik yang kontroversial di AS. Mei lalu terdapat rekor 239.000 migran tidak berdokumen yang ditahan setelah menyeberang ke negara itu dari Meksiko. Banyak dari migran itu melalui rute yang sangat berisiko dan tidak aman.

Otoritas hukum AS diyakini akan melampaui rekor 1,73 juta penangkapan migran di perbatasan yang pecah tahun 2021. Saat ini sejumlah besar orang terus menyeberang dari negara-negara Amerika Tengah seperti Honduras, Guatemala dan El Salvador menuju AS.

Demi melarikan diri dari kemiskinan dan kekerasan di Amerika Tengah, banyak migran tidak berdokumen bersedia membayar sejumlah uang kepada penyelundup manusia untuk membawa mereka melintasi perbatasan AS.

Selama beberapa tahun terakhir, ada banyak kasus serupa tentang migran yang tewas selama perjalanan memasuki AS. Meski begitu, tidak ada peristiwa yang dianggap lebih mematikan dibandingkan kejadian awal pekan ini.

Setelah peristiwa kematian puluhan migran ini, Uskup Agung San Antonio, Gustavo Garcia-Siller mengunggah cuitan, "Tuhan kasihanilah mereka. Mereka berharap untuk kehidupan yang lebih baik."

"Sekali lagi, kurangnya keberanian untuk menangani reformasi imigrasi membunuh dan menghancurkan kehidupan," ujarnya yang dilansir BBC News Indonesia.

Berbicara kepada BBC dari San Antonio, reporter lokal KENS5, Matt Houston, mengatakan: "Jika ini adalah insiden penyelundupan manusia seperti yang terlihat, ini merupakan yang paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat."

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT