ADVERTISEMENT

Bikin Panas Telinga! Putri Gusdur dan Cak Imin Saling Sindir, Aktivis 98: Yenny Wahid Langgar Etika Politik

Rabu, 29 Juni 2022 10:22 WIB

Share
Kolase foto Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Yenny Wahid. (foto: diolah dari google)
Kolase foto Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Yenny Wahid. (foto: diolah dari google)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sindir-menyidir antara Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) Yenny Wahid beserta pendukungnya dengan jajaran elit PKB pimpinan Gus Muhaimin Iskandar (Cak Imin) masih menghiasai pemberitaan media dan di media sosial (medsos). 

Menanggapi hal tersebut, Koordinator Forum Aktivis 98, Muhammad Ikhyar Velayati, mengatakan, bahwa Yenny Wahid melanggar Fatsun dan Etika politik dengan menyerang Cak Imin. 

"Yenny Wahid dan Imron Rosyadi Hamid adalah Ketua Umum dan Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) yang terdaftar dalam 76 Partai Politik Berbadan Hukùm yang berhak mendaftar ke KPU untuk Pemilu 2024. Oleh karena itu, tidak etis dan melanggar fatsun pòlitik jika Yenny beserta jajarannya menyerang Cak Imin sebagai Ketum PKB yang sah dan diakui oleh hukum," tutur Ikhyar Velayati di Medan, Rabu 29 Juni 2022.

Ikhyar membeberkan, seharusnya Yenny Wahid dan jajaran pengurus PKBIB fokus mempersiapkan ikut pemilu 2024.

"Yenny Wahid dan jajaran pengurus PKBIB harusnya fokus persiapan verifikasi administrasi dan faktual agar PKBIB bisa lolos dan menjadi peserta pemilu 2024," ucapnya.

Perpecahan di beberapa parpol dan sikap elitnya dalam menyikapi konflik harusnya bisa di jadikan referensi dan contoh bagi Yenny dan elit PKBIB. 

"Dalam sejarah Parpol Di Indonesia sering terjadi konflik dan perpecahan Parpol, khususnya paska reformasi. Misalnya konflik Partai Golkar melahirkan 4 partai yaitu PKPI pimpinan Edy Sudrajat, Hanura pimpinan Wiranto, NasDem pimpinan Surya Paloh, dan Gerindra pimpinan Prabowo dan juga Partai Berkarya pimpinan Tomi Soeharto," katanya.

Ikhyar melanjutkan, bahwa munculnya beberapa Partai dalam satu konflik adalah hal biasa tetapi silaturahmi tetap terjaga.

"Selain Golkar ada juga konflik PAN yang melahirkan Partai Ummatnya Amin Rais, begitu juga konflik di tubuh PKS memunculkan partai Gelora di bawah kepemimpinan Anis Matta, Tetapi tidak ada satupun Pimpinan Pàrtai tersebut yang bicara jelek apalagi mènyerang partai yang sudah di tinggalkannya. Silaturahmi tetap terjaga bahkan dalam momentum politik tertentu tidak jarang mereka justru saling bekerjasama atau membangun koalisi," tutup Ikhyar yang akrab di sapa Bung Kesper ini. (rizal)

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Cahyono
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT