ADVERTISEMENT

Budiman Sudjatmiko: Kalau Kepemimpinan, Indonesia Butuh Aspek Kualitatif

Selasa, 28 Juni 2022 11:00 WIB

Share
Budiman Sudjatmiko
Budiman Sudjatmiko

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Dia mengibaratkan presiden seperti halnya sopir dan Indonesia merupakan bus yang akan dibawa sopir. Saat ini orang membicarakan siapa sopirnya. Tetapi tidak pernah membahas bus yang akan dikemudikan itu mau dibawa ke mana.

"Jadi, saya tidak terlalu tertarik bicara sopir. Saya lebih tertarik bus Indonesia ini mau dibawa tujuannya ke mana," ujarnya.

Situasi sekarang banyak orang meneriakkan "ini jadi sopir-nya" atau "itu jadi sopirnya". Dia menyayangkan situasi tersebut. Karena dalam waktu dua tahun yang masih tersisa ini sudah meneriakkan siapa yang akan menjadi presiden ke depan.

"Kita belum menentukan bus itu mau ke mana, belum menentukan mau pergi ke mana, kita sudah ributkan sopirnya," imbuhnya.

Dia menilai persoalan ke depan itu jalannya terjal, kanan kiri jurang, gelap, berkabut, dan naik turun.

"Itu yang saya tahu, yang saya pelajari. Kenapa tidak kita pikirkan dalam menghadapi medan yang terjal seperti itu butuh sopir yang seperti apa. Bukan asal sopir.”

Waktu dua tahun yang masih tersisa sebaiknya digunakan. Sekitar 1,5 tahun di antaranya digunakan untuk membicarakan sosok pemimpin seperti apa yang dibutuhkan untuk memimpin Indonesia ke depan. Lalu setengah tahun kemudian barulah membicarakan siapa yang akan dicalonkan sebagai presiden.

Demokrasi membutuhkan aspek kuantitatif bagi seorang presiden. Tetapi Indonesia membutuhkan aspek kualitatif seorang pemimpin.

"Kalau presiden cukuplah sekadar elektoral dan kuantitatif, bahkan cuantitatif. Tetapi kalau kepemimpinan, kita butuh aspek kualitatif," katanya.

Karena yang dibicarakan adalah kepemimpinan Indonesia sebaiknya menggunakan waktu yang ada untuk bicara yang aspek kualitatifnya lebih dahulu daripada siapa yang akan jadi presidennya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT