Ya karena nafsu besar tenaga kurang itulah, jika ngajak kencan WIL-nya bukan dibawa ke hotel berbintang atau kelas melati, tapi malah dibawa ke rumah sendiri. Edan nggak itu namanya?
Rumah Togap relatif aman, sebab seharian Albertina lebih banyak di kantor. Berangkat jam 06:00 pagi, dan kembali ke rumah juga pukul 18:00. Ditambah karakteristik penghuni perumahan elit yang lu lu gue gue antar tetangga, makin nyaman saja Togap membawa WIL-nya.
Bayangkan ndekemi WIL dari pukul 10:00 hingga pukul 15:00, ibarat petinju bisa naik ring berapa ronde?
Tapi Allah maha adil, gampang saja jika berkehendak permalukan hambanya. Karena ada dokumen penting yang ketinggalan di rumah, baru pukul 13:00 Albertina sudah pulang ke rumah.
Nah, ketika masuk ke rumah, kok ada sepatu wanita di depan pintu? Curiga adanya hil-hil yang mustahal, dia masuk menyelinap lewat belakang.
Benar saja, di kamar pribadinya dia memergoki suami sedang main kuda-kudaan dengan seorang wanita. Hancurlah hati Albertina.
Tapi ketika dia baru angkat HP untuk telpon ke kantor, mendadak direbut Togap dan dibanting ke lantai pyarrrrr..... Sakit dua kali hati Albertina. “Belikan HP nggak mampu, tapi banting HP istri kok tega. Suami cap apa kamu?” omel Albertina.
Di kamar itu juga ditemukan alat kontrasepsi, sehingga Albertina semakin yakin akan kelakuan suaminya. Dia langsung keluar dan melapor ke Polsek Labuhan Raku. Yang dilaporkan dua masalah, ya masalah pembantingan HP, ya masalah perselingkuhan suaminya tersebut.
Paling yang diproses soal “banting-bantingan” suami dengan WIL-nya. (GTS)