ADVERTISEMENT

Waduh! Hewan Kurban Kiriman dari NTB Idap PMK, 3 Sapi di Koja Langsung Diisolasi

Sabtu, 25 Juni 2022 05:30 WIB

Share
Tiga sapi kiriman dari NTB yang diduga mengidap PMK. (foto: poskota/ivan)
Tiga sapi kiriman dari NTB yang diduga mengidap PMK. (foto: poskota/ivan)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tiga ekor sapi kurban kiriman dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), di Koja, Jakarta Utara mengidap gejala Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Hal itu diketahui setelah Pemerintah Kota Jakarta Utara memeriksa kesehatan hewan kurban tersebut.

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara Unang Rustanto, membenarkan perihal temuan tersebut.

"Begitu diketahui terindikasi PMK pada Rabu (22/6), ketiga sapi langsung diisolasi, dikarantina, jauh dari sapi lainnya kemudian dilakukan penanganan pengobatan," ucapnya, Jumat 24 juni 2022.

Lebih rinci Ia menjelaskan, sebenarnya hanya ada satu sapi yang bergejala. Namun sapi bergejala PMK tersebut sekandang dengan dua sapi lainnya.

"Semua sudah kami isolasi dan sedang menunggu petugas pemeriksa dari Balai Veteriner Subang, Jabar," kata Unang.

Dijelaskannya, saat Petugas Pemeriksa Hewan Kurban Suku Dinas KPKP Jakarta Utara Agus Unarso, melakukan pemeriksaan, menemukan tiga ekor sapi dengan tanda-tanda klinis seperti PMK.

Menurut Unang, diagnosa terhadap gejala yang dialami sapi tersebut selain PMK juga masih mengidap penyakit lainnya.

Unang pun mengapresiasi petugas pemeriksa hewan kurban terkait yang langsung sigap menghadapi situasi tersebut dengan cara mengisolasi sapi-sapi yang diduga tertular PMK selama 14 hari.

"Kalau ada tanda-tanda klinis, memang wajib melaporkan. Karena sapi-sapi yang dijual untuk kurban, secara syar'i harus sehat, tidak boleh luka atau cacat. Warga pun pasti tahu, kalau ada yang cacat sapi pasti tidak dibeli," tambah Unang.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT