ADVERTISEMENT

Menteri Kok Jadi Keset?

Jumat, 24 Juni 2022 07:27 WIB

Share
Karikatur Sental-Sentil: Menteri Kok Jadi Keset? (kartunis: poskota/arif)
Karikatur Sental-Sentil: Menteri Kok Jadi Keset? (kartunis: poskota/arif)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SUDAH jatuh, tertimpa tangga pula. Dilengserkan dari kursi Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi kini malah terseret kasus hukum. Dia diperiksa Kejaksaan Agung atas kasus dugaan korupsi persekongkolan mantan Dirjen Kemendag dengan sejumlah pengusaha nakal dalam kasus ekspor minyak goreng.

Ada kata-kata yang disorot publik yang diposting M Lutfi tak lama setelah melepas jabatan sebagai Menteri Perdagangan (Mendag). Lutfi menganalogikan dirinya sebagai 'keset' ketika menghadapi persoalan kelangkaan minyak goreng.

"Saya kalau lapor bos di rumah itu. Saya ini sudah kaya keset. Sudah dinjek-injek sama semua orang. Tapi ya itu risiko jabatan saya, sesuatu yang harus saya terima," tulis Lutfi di akun Instagramnya.

Analogi Lutfi ini boleh dibilang amat nyelekit seperti mencampakkan dirinya.

Keset memang berfungsi melayani, tapi hanya buat diinjak-injak untuk membersihkan kotoran. Kata-kata nyelekit dan menohok.

Ketika menjabat sebagai Mendag, Lutfi memang dihadapkan pada masalah besar. Rakyat menjerit lantaran minyak goreng (migor) menghilang, kalau pun ada harganya selangit. Dia juga harus berhadapan dengan mafia minyak.

Ketika ia menetapkan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter, migor semakin sulit dicari. Tapi saat pemerintah mencabut HET dan melepas ke harga pasar, ribuan ton migor keluar dari persembunyiannya dan kembali mejeng di supermarket dan minimarket. Lutfi pun merasa dia seperti keset.

Apakah menjadi pejabat harus siap jadi keset ?? Padahal banyak lho yang  berebut jadi menteri karena fasilitas ini dan itu. Tapi Lutfi berbagi pengalaman, dia merasa jadi keset saat jadi menteri  Waduh! (Ird@)

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT