ADVERTISEMENT

Jokowi Akan Tengahi Konflik Rusia dan Ukraina Akhir Juni Ini, Apa Pendapatmu?

Rabu, 22 Juni 2022 16:47 WIB

Share
Ilustrasi: Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menjalin percakapan pada 18 Mei 2016. (Foto: Host Photo Agency/AFP).
Ilustrasi: Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menjalin percakapan pada 18 Mei 2016. (Foto: Host Photo Agency/AFP).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berencana akan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akhir Juni mendatang. Agenda kepala negara adalah ingin menengahi konflik terjadi antara kedua negara Eropa tersebut.

Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, mengatakan kunjungan Jokowi itu ingin membawa misi kemanusiaan dan perdamaian agar Rusia da Ukraina berhenti berperang.

"Situasi saat ini masih sangat-sangat complicated. Dunia juga paham mengenai kompleksitas masalah yang ada. Meskipun situasinya sulit dan masalahnya kompleks, sebagai Presiden G20 dan salah satu anggota Champion Group dari Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi, tidak memilih untuk diam," kata Retno dalam keterangan persnya, Rabu (22/6/2022).

Menurut Retno, Jokowi hendak mencoba berkomunikasi dengan Putin dan Zelenskyy untuk mengakhiri perang yang sedang berkecamuk sejak bulan Februari lalu.

Posisi Indonesia untuk mengakhiri perang di Ukraina cukup strategis. Pasalnya, Indonesia merupakan Presiden G20--forum ekonomi internasional. Indonesia juga akan menggelar G20 di Bali pada bulan November mendatang. Sebelumnya, Jokowi juga dikabarkan sudah mengundang Vladimir Putin dan Zelenskyy untuk hadir di forum tersebut.

Retno berkata Jokowi merupakan pemimpin Asia pertama yang akan melakukan kunjungan ke Rusia dan Ukraina setelah perang berkecamuk sejak Februari lalu.

"Kunjungan Presiden ini menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan, mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang diakibatkan karena perang dan dampaknya dirasakan oleh semua negara terutama negara berkembang dan negara dengan penghasilan rendah, dan terus mendorong spirit perdamaian,” katanya.(*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT