ADVERTISEMENT

Nyawa Bobotoh di Piala Presiden

Selasa, 21 Juni 2022 06:00 WIB

Share
Logo Piala Presiden 2022. (foto/twitter piala_presiden)
Logo Piala Presiden 2022. (foto/twitter piala_presiden)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Ilham, Wartawan Poskota

BARU saja pecinta sepakbola Indonesia bersuka ria atas lolosnya Tim Nasional (Timnas) ke Piala Asia 2023, kini publik sepak bola Indonesia berduka atas berpulangnya dua Bobotoh Persib Bandung, yakni Sofian Yusuf (19) dan Asep Ahmad Solihin (29).

Keduanya tewas diduga akibat berdesak-desakan saat ingin memasuki stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), pada Jumat (17/6/2022). Saat tragedi maut terjadi, almarhum terpisah dengan rekannya di pintu V dan S Stadion GBLA.

Almarhum sempat terinjak-injak hingga tertimpa pagar pembatas karcis yang roboh ketika ingin menyaksikan laga lanjutan Piala Presiden 2022 antara Persib Bandung dengan Persebaya Surabaya.

Insiden ini sangat disayangkan semua pihak, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku panitia penyelenggara dan aparat kepolisian dinilai tidak siap melakukan pengamanan terhadap suporter yang membludak.

Seharusnya panitia sudah memperhitungkan jumlah penonton yang akan hadir, mengingat laga tersebut adalah partai bergengsi tidak hanya bagi tim tapi juga para suporter Bobotoh dan Bonek.

Karena itu sistem keamanan seharusnya menyiapkan formula baru semisal memperketat pintu masuk dengan sistem berlapis. Perlu diketahui Stadion GBLA hanya mampu menampung 15.000 orang. Akan tetapi, massa di luar stadion membludak antara 40.000 hingga 45.000 orang. Disebutkan ada delapan pintu masuk stadion GBLA yang berusaha diterobos suporter ketika pertandingan berlangsung. Penonton di luar stadion memaksa masuk melalui pintu S dan V. Mereka berdesakan hingga menjebol pintu tersebut.

Kericuhan sekitar pukul:19. 00 WIB itu tidak dapat terhindarkan, mereka yang memaksa masuk saling dorong di tengah tertutupnya pintu stadion GBLA karena penuh. Meski dua suporter sempat dilarikan petugas ke rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.
Kericuhan yang terjadi jelas mengindikasikan akibat lemahnya manajemen penonton oleh panitia. 

Pihak kepolisian harus segera melakukan investigasi kasus tersebut dengan memanggil pihak-pihak yang terlibat. Berikan sanksi dan penegakan hukum kepada mereka yang bersalah, jangan sampai suporter yang tewas dianggap biasa saja. Perkumpulan suporter dan klub juga harus bergerak mendorong agar dibentuknya tim independen untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Selain itu, pertandingan sepak bola di malam hari juga perlu di pertimbangkan layak atau tidak digelar PT LIB. Pasalnya, potensi terjadi kerusuhan akan sulit terkendali jika terjadi pada malam hari dibandingkan siang atau sore.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT