PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Kasus Stunting di Kabupaten Pandeglang, berada diperingkat tertinggi di banding dengan Kabupaten atau Kota yang lain di Provinsi Banten.
Salah satu faktor yang menjadi pemicu tingginya angka stunting di Pandeglang tersebut, diantaranya ekonomo rendah yang dialami keluarga penderita stunting tersebut.
"Ada beberapa faktor yang membuat anak mengalami stunting, ya bisa saja karena ekonomi keluarga rendah. Sehingga tidak sanggup memberikan asupan gizi yang maksimal pada anak," ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Pandeglang, Encep Hermawan, Selasa (21/6/2022).
Selain kurangnya asupan gizi yang maksimal, faktor lain pemicu stunting juga bisa diakibatkan minimnya sanitasi keluarga, ketersediaan air beraih juga jadi salah satu fajtir. Namun memang faktor yang mendominasi itu karena kurangnya asupan gizi.
"Idealnya, mulai dari 1000 hari pertama kehidupan si bayi, asupan gizi nya mulai dari ASI ekslusif sebagai dasar asupan gizi buat bayi," katanya.
Namun memang, di Pandeglang sendiri capaian ASI ekslusif masih baru diangka 40 persen capaiannya. Sementara, jika ASI ekslusifnya kurang atau hanya ASI saja, memungkinkan anak itu menjadi gizi buruk atau kurang gizi, sehingga menyebabkan stunting.
"Selain itu, kesalahan pola asuh juga bisa salah satu faktor stunting. Artinya kesalahan pola asuh dalam pemberian makanan pada anak itu sendiri," ujarnya.
Dijelaskannya, tinggi nya angka stunting di Pandeglang dibanding dengan daerah lain di Banten, dilihat dari data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menunjukan angka stunting mencapai 37,8 persen.
"Iya, kakau dari data SSGI. Kasus stunting di Pandeglang paling tinggi se Banten, dibanding dengan daerah lain. Makanya beberapa hari kemarin pihak Kementrian turun ke Pandeglang, untuk bagaimana cara menurunkan angka stunting itu," jelasnya.
Sementara, Sekretaris Dinkes Pandeglang, Eniyati menambahkan, untuk penanggulangan stunting memang tidak bisa hanya dilakukan Dinkes saja. Akan tetapi harus melibatkan berbagai pihak, sehingga penanggulangannya secara bersama - sama atau keroyokan.
"Berbagai pihak harus teleibat dalam upaya penanggulangan stunting itu. Tidak hanya oleh Dinkes, tapi OPD lain juga punya peran," tambahnya. (Samsul Fatoni).