ADVERTISEMENT

Kok Bisa? ASN Kelompok Rentan Terpapar Faham Radikalisme, BNPT: Kita Tingkatkan Pengawasan, Hanya 1 Ideologi Pancasila

Senin, 20 Juni 2022 17:08 WIB

Share
Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar . (foto:poskota/adam)
Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar . (foto:poskota/adam)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menyatakan sikap tegas terhadap aksi kelompok radikal dalam menyebarkan propaganda anti NKRI hingga anti Pancasila.

Kepala BNPT, Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar menegaskan, bahwa hanya akan ada satu ideologi yang akan dianut oleh Bangsa Indonesia, yakni ideologi Pancasila.

"Tidak ada tempat ideologi lain, selain ideologi Pancasila di negara ini termasuk ideologi separatisme," tegas Boy dalam jumpa pers di bilangan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (20/6/2022).

Mantan Kapolda Banten itu mengatakan, pada hakikatnya, Indonesia telah menjadi negara yang berdaulat sejak memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus tahun 1945 silam, kendati dia juga mengaku memang banyak tantangan dalam mempertahankan kemerdekaan itu, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Kita menyadari dunia ini bukan kondisi yang vakum, tetapi penuh dengan dinamika pengaruh-pengaruh eksternal maupun internal terhadap upaya-upaya yang merongrong kedaulatan negara ini," kata dia.

Mantan Kadiv Humas Polri itu melanjutkan, dalam menjaga kedaulatan NKRI perlu adanya upaya bersama dari seluruh warga Indonesia yang tak sekadar berperan dari segi penegakkan hukum, melainkan juga kesadaran berbangsa dan bernegara.

"Kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara jadi ketahanan bangsa yang memang bakal terus diuji, jadi dalam upaya pertahanan nasional, kita maka nilai-nilai luhur bangsa itulah yang terus dapat kita lakukan," papar dia.

"Oleh karena itu kita tentunya berharap narasi-narasi untuk melakukan penguatan nilai-nilai luhur bangsa kita ini menjadi sebuah kewajiban bersama jadi dengan semangat pentahelix," imbuhnya.

Selain itu, perwira tinggi Polri itu juga menambahkan, pada dasarnya Aparatur Sipil Negara (ASN) memang menjadi kelompok yang rentan terpapar paham radikalisme.

"Jadi kita juga menyadari bahwa, ASN juga merupakan kelompok yg rentan. Oleh karena itu, mawas diri ke dalam perlu lebih kita tingkatkan," ucapnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT