JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menjelang Idul Adha 1443 Hijriah membuat pemerintah menerapkan aturan pembatasan hewan ternak dari sejumlah daerah di Indonesia.
Hal tersebut membuat khawatir masyarakat, mereka takut stok sapi yang ada di kawasan Ibukota Jakarta, khususnya Jakarta Utara menipis jelang hari pemotongan hewan kurban.
Menurut pemilik lapak pedagang sapi, di Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Aden mengatakan saat ini animo masyarakat yang khawatir terhadap PMK meningkat sehingga memilih membeli lebih awal, padahal sapi miliknya baru didatangkan sejak satu minggu yang lalu.
“Ini saya baru nurunin seminggu sapi 300 ekor, sempat khawatir karena kemarin dari Jakarta Barat, Timur, Utara sudah pada datang takut kehabisan sapi,” ungkapnya.
Aden menjelaskan, sejumlah masyarakat ketar ketir dengan kondisi PMK yang dinilai dapat membuat harga sapi per ekornya naik dan langka, ditambah peraturan pemerintah yang membatasi akses masuk pedagang di berbagai wilayah, khususnya bagi moda transportasi darat.
“Dari total 300 ekor sapi ini kita masih sisa 60 ekor, nanti kita datangkan lagi karena jalur kita kan kapal. Ia pada rebutan, karena rata-rata yang beli sapi di saya ada 5, 10, 2 ekor perharinya,” terangnya.
Aden menilai, dibanding tahun sebelumnya menjelang Idul Adha, stok sapi miliknya kini bertambah pesat lantaran, Ia yakin kondisi PMK berpengaruh besar terhadap ketersediaan sapi di Ibukota Jakarta.
“Justru tahun lalu cuma 100 ekor, tahun ini ya 300, karena saya liat perkembangannya DKI Jakarta kekurangan hewan, kaya tahun 97,” ungkapnya.
Sementara itu, Sudirman (45) Pengurus Masjid Nur Arahman, RT03 RW13, Kalibaru, Jakarta Utara yang hendak membeli sapi lebih awal lantaran khawatir kondisi harga hewan kurban melejit saat mendekati Hari Raya Idul Adha.
Bersama keluarganya, Sudirman teliti melihat-lihat kondisi sapi yang akan dijadikan hewan kurban nantinya.
Akhirnya pilihan sudirman jatuh pada salah satu sapi asal Kupang dengan harga Rp17 juta, yang merupakan uang hasil kolektif tujuh Jamaah di Masjid Nur Arahman.