“Akhirnya reshuffle juga ya,” kata mas Bro begitu memasuki warteg di ujung gang, tempat biasa ia dan dua sohibnya, Yudi dan Heri makan siang (maksi).
“Akhirnya juga kader PAN dapat kursi di kabinet seperti diprediksi sebelumnya,” tambah Heri.
“Bukan hanya PAN, juga ada tokoh PSI dan PBB yang masuk kabinet sebagai wamen,” tambah Yudi.
“Sepertinya reshuffle untuk mengakomodir kepentingan parpol koalisi agar kabinet lebih solid. Makin pula memantapkan dukungan politik,” kata Heri.
“Lantas kapan kita bisa masuk kabinet?,” tanya mas Bro.
“Jangan mimpi lo. Kita bukan orang parpol,” kata Heri.
“Jangan anggap remeh. Konsumen warteg, jutaan, mungkin belasan atau puluhan juta orang, Kalau bergabung dengan pemilik warteg bisa bikin parpol warteg,” kata mas Bro.
“Lo jangan ngelantur Bro. Kita lagi ngomongin reshuffle,” protes Heri.
“ Soal reshuffle gue nggak ikutan. Itu hak prerogatif presiden,” kata mas Bro.
“Lo nggak ikut komentar soal tokoh yang masuk kabinet?,” tanya Heri.
“Reshuffle sudah dilakukan.Kalau pun ikut komentar tidak akan mengubah keadaan, apa mungkin reshuffle akan dibatalkan?,” kata mas Bro ketus.