Oleh: Miftah, Wartawan Poskota
ORANG tuaku dulu selalu berpesan: "Le, urip iku urup." atau "Nak, hidup itu nyala." Pesan singkat, namun penuh makna. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sekecil apa pun manfaat yang kita berikan. Jangan sampai kita menjadi orang yang merugikan orang lain.
Satu dari sekian banyak filosofi Jawa yang membimbing kita menjadi orang yang lebih baik. Tiga kata ini memiliki makna, hidup itu hendaknya dapat memberi manfaat bagi orang lain. Semakin besar manfaat yang kita berikan, tentu akan semakin baik bagi kita maupun orang lain.
Urip Iku Urup memiliki makna filosofi yang luar biasa. Bahwa kita dilahirkan di dunia ini bukan untuk berdiri sendiri, berkuasa dan semua hanya untuk diri sendiri. Tetapi, kita lahir untuk saling memberi, saling menolong dan saling membantu sesama, tanpa ada rasa pamrih.
Nyala berarti api. Bukan berarti bara yang membakar dan memusnahkan apa saja. Tetapi api yang memiliki makna sebagai cahaya, yang selalu menyala dan menyinari setiap langkah manusia ke jalan yang benar. Hidup kita harus punya nilai manfaat yang selalu memberi cahaya terang yang menerangi langkah setiap orang, yang mengarahkan dari kegelapan menuju ke arah kebenaran.
Hadits Rasulullah Muhammad SAW: Sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi yang lainnya.
Atau pribahasa ini: Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.
Kematian Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, meninggalkan nama yang harum. Membuktikan bahwa almarhum semasa hidupnya merupakan orang baik. Apa yang dilakukannya memberikan manfaat bagi orang lain. Atau paling tidak, hidupnya tak merugikan orang lain.
Eril orang baik. Dibuktikan dengan banyaknya orang yang merasa kehilangan. Kepergiannya ke pangkuan Ilahi, menyebabkan jutaan tetesan air mata. Jenazahnya disalatkan oleh ribuan orang. Dido'akan oleh jutaan orang. Mustahil itu terjadi pada orang tidak baik.
Apa yang kau tanam, itu yang akan kau petik. Semasa hidup, Eril telah menanamkan banyak kebaikan. Kini, buah dari kebaikan itu terlihat nyata. Untaian do'a yang diiringi puja-puji merupakan buah dari kebaikan yang selama hidupnya dia tanam.
Eril orang baik. Pemuda penghafal Quran ini dikenal kalem, santun, jujur, dan ringan tangan. Suka menolong dan tidak sombong. Meski dia merupakan putra orang nomor satu di Jawa Barat. Banyak testimoni dari warga yang pernah merasakan kebaikan pemuda yang meninggal dunia akibat tenggelam di sungai Aare, Swiss.