ADVERTISEMENT

Ngeri! Minimarket di Jalan Otista Jaktim Disatroni Perampok Bersenpi, Kriminolog UI: Jadi Favorit karena Minim Keamanan

Jumat, 10 Juni 2022 19:57 WIB

Share
Kriminolog UI, Josias Simon. (foto: diolah dari google)
Kriminolog UI, Josias Simon. (foto: diolah dari google)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peristiwa perampokan terjadi di salah satu minimarket yang terletak di Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Jum'at (3/6/2022) sekura pukul 13.12 WIB.

Dalam aksi perampokan tersebut, pelaku perampokan sukses menggasak uang tunai di dalam meja kasir dan brankas mini market, setelah berhasil membuat dua pegawai mini market tak bernyali lantaran ditodong dengan suatu benda yang diduga merupakan senjata api.

Selain itu, salah seorang pegawai juga diintimidasi oleh pelaku dengan cara disiram bensin ke sekujur tubuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Josias Simon mengatakan bahwa mini market memang menjadi tempat favorit pelaku perampokan.

Sebab, mini market dianggap sebagai lokasi yang terdapat uang dengan jumlah cukup, namun minim dalam segi keamanan dan risiko aksi.

"Menurut saya, kenapa minimarket itu jadi pilihan utama bagi para pelaku tindak kejahatan, misalnya perampokan adalah, karena mini market dianggap sebagai lokasi yang tingkat keamanannya paling minim. Minim dalam artian, mereka tidak memiliki satuan pengamanan (satpam) yang khusus bekerja dalam bidang keamanan lingkungan," kata Josias saat dihubungi, Jum'at (10/6/2022).

Josias berujar, karena hal tersebut lah mini market menjadi tempat favorit bagi para pelaku kejahatan untuk melancarkan aksinya ketimbang tempat lainnya, seperti super market, bank, atau yang lainnya.

"Memang, hasil yang didapatkan tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan tempat lain seperti bank, supermarket, atau sebagainya. Namun, risiko yang ditimbulkan juga lebih kecil apabila mereka melancarkan aksinya di mini market," ujar dia.

Dalam hak ini, lanjut dia, mungkin pihak mini market bisa saja menambah pekerja yang dikhususkan dalam bidang keamanan.

Tetapi, hak itu tentu akan menambah biaya operasional mereka.

"Atau alternatif lain, misalnya si pekerja dipaksa untuk merangkap juga sebagai bidang keamanan, dalam artian pekerja tersebut diberikan senjata untuk digunakan dalam keadaan darurat. Itu bisa saja, namun risiko yang dihasilkan juga sangat tinggi, bahkan dapat menjadi bumerang," ucapnya.

"Si pekerja misalnya, dibekali dengan senjata, dan terjadilah suatu peristiwa perampokan. Bisa saja si perampok tak akan segan melakukan tindakan tegas terhadap pegawai mini market karena dianggap akan melawan. Atau, kalau pun si pegawai tersebut berhasil melumpuhkan si perampok dengan senjata tersebut, risikonya, dia bisa dipidana juga. Jadi itu sangat tidak disarankan," sambung penulis buku Senjata Api dan Penanganan Tindak Kriminal itu.

Dia menambahkan, alternatif lain yang mungkin bisa diberlakukan oleh pihak mini market dalam upaya mengantisipasi adanya tindak kejahatan, adalah dengan tidak beroperasi secara penuh waktu, terlebih di lokasi yang dianggap rawan akan aksi kriminalitas.

"Mungkin yang lebih baik, pihak mini market tidak beroperasi selama 24 jam non stop, apalagi mini market yang lokasinya berada dalam tempat yang rawan," imbuhnya.

Dia menjelaskan, selain alternatif-alternatif yang bisa diberlakukan oleh pihak mini market dalam hal keamanan, melibatkan misalnya organisasi masyarakat (ormas) sebagai pengamanan, itu pun sama halnya dengan menambah operasional.

Bahkan, bisa saja pihak mini market terkelabui dengan kinerja ormas yang tak sesuai harapan ke depannya.

"Jadi, kajian soal keamanan mini market ini saya rasa sulit dan pelik ya. Karena akan berdampak pada hal yang berkesinambungan, baik secara ekonomi maupun keamanan lingkungan," paparnya.

"Namun, hal yang paling bisa dilalukan apabila pihak mini market mau menambah operasional, ya mungkin mempekerjakan satpam dengan dibekali senjata khas satuan pengaman, yakni tongkat. Karena tidak mungkin dalam hal pengamanan sehari-hari pihak mini market menggunakan jasa Kepolisian misalnya, yang notabene memiliki kewenangan menggunakan senjata api," tutur Josias.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT