ADVERTISEMENT

Pemimpin Tinggi Khilafatul Muslimin Ditangkap di Lampung, Polisi: Belum Selesai! Ada Banyak Kampung Khilafah

Rabu, 8 Juni 2022 10:17 WIB

Share
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Hariyadi.( Adam)
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Hariyadi.( Adam)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Selain itu, mantan Kapolsek Metro Gambir itu juga meminta, agar masyarakat lebih mewaspadai pergerakan organisasi Khilafatul Muslimin. Sebab menurutnya, organisasi Khilafatul Muslimin merupakan organisasi yang cukup besar dan tidak dapat dianggap sebagai organisasi yang sederhana pada umumnya.

"Organisasi ini cukup besar, ada 23 kantor wilayah, dan miliki 23 daulah yang tersebar di Sumatera, Jawa, termasuk di wilayah Indonesia Timur. Artinya ini tidak bisa dianggap sederhana," ungkapnya.

Perwira polisi berpangkat melati tiga itu menjelaskan, penangkapan terhadap pemimpin tinggi Khilafatul Muslimin, yakni Abdul Qadir Hasan Baraja, dilakukan guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan atas dampak dari tindakan mereka.

Pasalnya organisasi ini, ujar dia, diduga melakukan tindak pidana organisasi masyarakat (ormas) yang menganut, mengembangkan, dan menyebarkan paham serta ajaran yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

"Kegiatan mereka terkait dengan berita bohong ini bisa menimbulkan keornnaran di lingkungan masyarakat. Ini pun dalam praktiknya, tidak hanya akan berdampak pada masyarakat umum, tapi di kalangan muslim sendiri," papar Hengki.

Dia menjelaskan, hal tersebut diketahui usai pihak Kepolisian melakukan pengecekan terhadap website Khalifatul Muslimin, yang di mana pada website tersebut terdapat konten seperti artikel yang setelah dianalisis dari berbagai sudut pandang para ahli, konten-konten tersebut memenuhi delik daripada Undang-Undang ormas yang bertentangan dengan Pancasila.

"Kemudian terkait berita bohong yang dapat menimbulkan keonaran, di salah satu konten videonya, mereka ini menyatakan bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 itu tidak akan bertahan lama. Demokrasi bisa bertahan lama tanpa senjata, Kyai di zaman demokrasi banyak bohong, dan kemudian Islam tidak ada toleransi. Ini yang menjadi catatan kita akan organisasi ini," imbuhnya.(Adam).

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT